Selain itu, kebutuhan ekonomi dan pemahaman anak remaja yang kurang tentang kesehatan reproduksi. Terparah, kata Delsiana Gebze, akibat kecelakaan atau hamil di luar nikah.
Refleksi film Orpa
"Film ini sebenarnya terinspirasi dari kisah nyata ya, bukan diangkat dari kisah nyata," ujar Theogracia Rumansara, sang penulis dan sutradara film Orpa, saat dtanya mediaindonesia.com.
"Waktu itu, saya punya teman kos perempuan, yang menikah di usia dini. Saya pikir, teman perempuan itu seumur dengan saya. 'Saya lahir 16 pohon natal yang lalu,'" kata Theo menirukan perkataan temannya tersebut.
"Saya pun kaget ketika itu. Dia waktu SD disuruh nikah dan dia menjadi istri ketiga karena itu dia tidak bisa tinggal serumah dengan suaminya. Dia tinggal di kos. Tapi ya tetap dikasih uang, dikunjungi oleh suaminya beberapa kali," lanjut Theo.
Film Orpa tentu tidak diproduksi untuk menyelesaikan permasalahan pernikahan usia dini di Papua, apalagi di Indonesia.
"Sejujurnya, saya hanya ingin menuangkan gambaran realita yang terjadi saat ini di tanah Papua," ujar Theo sebagaimana dikutip jayakartanews.com.
_
Sumber Informasi:
- abarim-publications.com
- id.wikipedia.org
- didaktis.blogspot.com
- id.wikipedia.org
- kumparan.com
- nasional.kompas.com
- cnnindonesia.com
- papua.tribunnews.com
- mediaindonesia.com
- jayakartanews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H