Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Meneladani KBA Warakas dalam Pengelolaan Sampah Sedari Dini

28 Agustus 2023   23:29 Diperbarui: 30 Agustus 2023   13:03 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas di TPA Regional Piyungan, Bantul, Jumat (28/7/2023). (Foto: KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Kelompok-kelompok warga berkesadaran ini mulai muncul di mana-mana. Berbasis daerah atau wilayah tertentu hingga berbasiskan komunitas dengan keprihatinan yang sama. Salah satu yang patut kita amati dan jadikan percontohan adalah kegiatan positif yang berlangsung di Warakas.

Di Kampung Berseri Astra (KBA) Warakas di Jakarta Utara ada denyut yang berbeda. Di sini lazim dijumpai warga dengan riang tanpa perasaan terbebani, secara rutin membawa sampah menuju tempat yang selayaknya. Di KBA Warakas bank sampah berkembang dengan baik.

Aktivitas di TPA Regional Piyungan, Bantul, Jumat (28/7/2023). (Foto: KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)
Aktivitas di TPA Regional Piyungan, Bantul, Jumat (28/7/2023). (Foto: KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Melalui cerita Bu Wulan selaku penggerak KBA Warakas, kita pun tahu bahwa warga, tak segan-segan memilih-milah apa yang disebut sampah. Di lingkungan KBA Warakas bukanlah pemandangan asing jika dijumpai ibu-ibu membawa botol-botol plastik bekas.

Membentuk Kebiasaan Diteguhkan Apresiasi

Memulainya tentulah tidak akan segampang apa yang kita lihat saat ini. Ibu Wulan tak bosan dan lelah mengajak ibu-ibu dan warga secara umum untuk ajek berbuat dan membentuk kebiasaan yang baik itu.

Kegiatan menyortir sampah, termasuk jenis sampah plastik, sebagai kegiatan yang tampak sepele, dibuat menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini kemudian diperteguh dengan memberikan apresiasi (reward) berubah imbalan yang tidak besar tetapi cukup memadai secara rupiah.

Ini berlaku juga dengan sampah-sampah lain, yang bisa menghasilkan kompos atau produk sederhana bernilai tambah. Dengan demikian masyarakat terlibat sedari dini untuk turut berpartisipasi mengelola sampah sebelum produk buangan itu mencapai TPA.

Sampah menggunung di Jalan Ungaran Kotabaru, Kota Yogyakarta, Senin (24/7/2023). (Foto: KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)
Sampah menggunung di Jalan Ungaran Kotabaru, Kota Yogyakarta, Senin (24/7/2023). (Foto: KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO)

Sampah-sampah rumahan yang terkumpul bisa berupa aneka botol, kaleng, kardus, tutup botol, gelas plastik, dan lain-lain. Sampah-sampah anorganik yang mereka bawa tersebut, tercatat dalam buku tabungan Bank Sampah.

Sejak 2020 kegiatan persampahan di KBA Warakas berkembang dengan baik. Rukun Tetangga (RT) yang terlihat dalam kegiatan pemilahan sampah terus bertambah. Mereka bisa melihat hasil nyata dari kegiatan edukatif ini bukan hanya berupa lingkungan yang lebih sehat, tetapi juga mendapatkan imbalan yang lumayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun