Sisa waktu lainnya, saya gunakan untuk membuat insert berupa image, thumnail video YouTube, thumbnail Instagram, dan keyword yang telah ditentukan. Kurang dari 10 menit, saya putuskan "final". Harus! Tak ada waktu lagi untuk self editing!
Jreng, jreng!
Di menit-meni awal saya membacanya kala tulisan itu nongol di beranda Kompasiana, saya sudah menyesali diri sendiri. Arghhh! Betapa susah menggapai zero defect! Faktor mata saya yang dikuasai plus, terasa sangat mengganggu kinerja.
Namun, kemudian, saya memutuskan untuk Que Sera Sera, Whatever will be, will be. Apa yang terjadi terjadilah. Sebab, saya mendapat hal yang jauh lebih  berharga melalui proses lomba ini.
Saya memiliki pengalaman berharga subuh-subuh datang dan berinteraksi dengan pelanggan Mbah Satinem, serta mengamati siapa saja yang hadir subuh itu. Ada pelanggan lokal, wisatawan dalam negeri, dan wisatawan manca negara.
Saya juga bisa memastikan bahwa QRIS belum tersedia di lapak Lupis Mbah Satinem. Sebagai pamungkas, tentu saja enak banget menikmati Lupis buah olahan tangan Mbah Satinem.
Usai itu, saya bisa bikin konten untuk di IG, dan kelak akan saya jadikan tulisan organik untuk blog.
Lebih dari itu, perjumpaan dengan Mbah Satinem, menghidupkan kembali impian 10 atau 15 tahun lalu saya untuk membuat semacam Humans of New York yang diinisiasi Brandon Stanton. Akun IG untuk itu, telah saya buat barusan, @humanofjogja
Closing
Udah, ah! Segini aja ya cerita saya ini. Tulisan curhat ini sudah berjumlah 1227 kata, Widihhh, panjang juga, ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI