Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Erik ten Hag, Dean Holden, dan Kisah Manusia Melebihi Bola

13 Januari 2023   23:51 Diperbarui: 13 Januari 2023   23:58 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Erik [ten Hag] came to see me after the game and invited me to his office. We shared a beer together, he gave me a bottle of wine for my wife, and the Rashford shirt ." pic.twitter.com/8oRKi4uVAv--- UtdChronicles (@UtdChronicIes) January 11, 2023

Lebih dari itu, sebagai dikisahkan Dean Holden, Erik ten Hag memberikan hadiah yang tak disangka-sangka olehnya. Sebotol wine untuk istri Dean Holden, sebuah jersey Rashford yang bertanda tangan, serta undangan bagi Dean Holden untuk mengunjungi pusat latihan United, Aon Training Complex di Carrington.

Kepada media Dean Holden kemudian mengungkap lebih jauh bahwa dia dan ayahnya adalah fans garis keras Manchester United. Dalam narasinya, Dean Holden menceritakan bahwa ia sudah pernah duduk di semua sisi lapangan Old Trafford. Dan kini, paripurna saat ia datang sebagai pelatih dengan timnya.

Manusia Melebihi Bola dan Kompetisi

Kisah jamuan pribadi serupa Erik ten Hag dan Dean Holden, pernah berlangsung antara pelatih legendaris United, Alex Ferguson, dan Jose Mourinho. Sesengit bagaimana pun laga di lapangan dan apa pun hasil pertandingan, Jose kerap diundang ke ruang kerja Ferguson dan mereka menikmati wine bersama.

Betapa manusiawi kisah-kisah seperti ini, melampaui komersialisme industri sepak bola profesional, terutama di tanah Inggris. Melampaui berita-cerita saling tikung membeli pemain, tingginya persaingan antarpemain, atau kerapuhan posisi pelatih saat kekalahan mulai menghampiri mereka.

Di balik bola dan gawang yang benda mati, kita kerap lupa pada penggeraknya yang adalah juga manusia. Kita patut menyukuri kisah-kisah seperti ini, yang jarang terekspos di media. Atau, kurang laku bila dijadikan berita.

Saya teringat pada Marcel Proust yang menulis, "Let us be grateful to people who make us happy, they are the charming gardeners who make our souls blossom."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun