Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

2023 Kita Mulai dari Nol, Ya, Janji?

1 Januari 2023   22:07 Diperbarui: 1 Januari 2023   22:51 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artikel (Image: Pixabay/E Stamm)

Dear Kompasianer,

Setiap orang, meski berusia dan bergender sama, punya banyak cara. Cara dalam berpikir, cara dalam bersikap, dan cara dalam memanifestasikan perilaku. Termasuk dalam konteks perbincangan ini, perihal hal merayakan Tahun Baru.

Masing-masing kita, secara bawaan "pabrik", memang sudah berbeda. Ditambahi pola pengasuhan, kelompok bermain, pendidikan, dan pengaruh keseharian lainnya. Setipis kertas atau setebal si ekstrover versus si introver.

Namun, seperti semua balapan di dunia, baik mobil atau sepeda motor maupun sepeda, sama saja. Tidaklah penting seseorang mengendarai tunggangan berwarna apa, bermodel bagaimana, dan berasal dari pabrikan mana saja.

Atau, atlet lari misalnya. Dalam lomba dengan ukuran jauh berapa pun. Berasal dari negara mana pun. Tak peduli usia, tak menggubris warna kulit.

Semua mereka dalam semua jenis balapan itu, mengikuti aturan yang sama. Mereka menyepakati prosedural yang sama. Punya hak yang sama. Untuk berjajar di depan, sedekat mungkin pada garis mulai.

Demikian pula, alangkah elok, bila kita memperlakukan Natal dan Tahun Baru ibarat Idul Fitri. Berdiri di depan garis waktu, bersama-sama, menjadikannya sebagai sebuah momentum. Momentum penuh makna untuk meminta (serta memberi) maaf dan memulai langkah baru yang dicatat sebagai reputasi (baru) kita.

Dear Kompasianer,

Sampai di sini, saya teringat pada petikan pariwara di SPBU. "Mulai dari nol, ya."

Dalam keseharian, perihal mendengar, memang kita tidak selalu mendengar hanya kata demi kata dilafalkan sedemikian. Berdasarkan pengalaman pribadi, saban kali saya mengisi bensin, kalimat ini tak pernah terdengar lengkap. Bahkan, lebih dari itu, nyaris tak terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun