Membaca linimasa target NZE pada 2050, kita dengan mudah berhitung. Siapa para pemimpin kunci pada tahun segitu. Jika mereka berusia 40-50 saat itu, maka calon tokoh-tokoh krusial itu kini berusia 10-20 tahun. Mereka adalah anak-anak belia yang masih lekat dalam relasi dengan orangtua.
Data sederhana ini membuka peluang penanaman nilai-nilai melalui Core Value keluarga. "Warisan Nenek" saya adalah contoh sederhana. Keteladanan di setiap keluarga menjadi krusial. Makin asyik bila membingkainya dengan "premis" James Clear dalam bukunya Atomic Habits.
James Clear mengungkapkan bahwa cara terbaik mengubah hal-hal besar adalah dengan mengubah hal-hal kecil secara konsisten. "Atomic" bermakna (1) "bagian teramat kecil sebuah benda; bagian tunggal yang tak terbagi lagi dari suatu sistem yang lebih besar"; (2) "sumber energi atau daya yang sangat besar". Sementara "Habit" tak lain "rutinitas atau praktik yang dilakukan secara teratur, tanggapan otomatis terhadap situasi tertentu".
Atomic “Nenek” Habits
Ketika merefleksikan isu ini saya terkejut dengan warisan “Nenek”. (Saya menggunakan tanda petik pada kata Nenek untuk memberi makna bahwa ini bisa nenek siapa saja.)
Dalam kehidupan pribadi, saya menginventarisasi lebih dari 60 item random yang perlu dipertahankan dan dikembangkan. Saya ingin mulai dari rumah. Sebagian halaman depan dan seluruh halaman belakang rumah saya adalah tanah terbuka. Bebas ditanami apa saja dan mudah menaruh pot-pot tanaman "seenaknya".
Seluruh lampu menggunakan rumah LED. Watt-nya pas-pasan. Setiap ruang atau bagian ruang yang tidak digunakan, selalu dimatikan. Terlebih pada jam tidur. Setiap colokan, dicabut. Tidur pun dalam gelap. Saat putri saya kecil, kami menempelkan stiker yang menerbitkan cahaya kala gelap.
Trik lain, menyalakan lampu semalam mungkin dan mematikannya sesubuh mungkin. Anda bisa mendapati lampu luar kami sering padam pada pukul 03.00 WIB. Jika tidak ingin repot, saat keluar kota, gunakanlah sensor agar lampu menyala dan mati secara otomatis.
Soal penggunaan air, di rumah lama kami menggunakan flushing berpilihan air besar dan kecil. Setiap keran dipastikan rapat. Kini, kami membudayakan “pipis Bersama”. Putri saya terbiasa berteriak usai ia pipis, “Mami-Papi mau pipis, gak?” Sekali dayung, dua tiga urine terlampaui.