Hari ini, uang sepuluh ribu di dompet Anda bisa dibuat beli apa? Hm, sulit dijawab. Untuk urusan parkir saja, di kota-kota besar tentunya, sudah merampas separuh dari nilai itu. Apalagi kalau bersamaan dengan itu Anda haus, habis deh buat beli minum.
Bagaimana bila uang sebesar itu dikaitkan dengan urusan makan? Hanya akan cukup buat jajan gorengam ala kadarnya walaupun perut masih minta tambah? Atau, bila ada warung yang mengizinkan, cukup untuk membeli makan separuh porsi?
Beruntunglah bila Anda berdomisili di kota-kota lebih kecil. Atau, di Yogyakarta yang istimewa. Sebab dengan uang sebesar sepuluh ribu, Anda bisa memulai hari dengan perut kenyang. Bisa membuat Anda bertahan lapar hingga siang datang.
Saya ingin berbagi kisah pribadi. Bagi orang Yogyakarta, bila pagi datang menyambut Anda, tidaklah sulit mencari sarapan. Dikenal sebagai Kota Gudeg, tentu saja para penjual Gudeg bermekaran pada setiap pagi dan juga malam.
Berkenaan dengan menu ini, ada satu tempat sarapan favorit saya. Namanya Gudeg Mbak Wiek. Lokasinya bisa ditemukan di Google Maps. Lapaknya, ada di aplikasi-aplikasi daring yang rajin menawarkan pembelian makanan bagi Anda.
Gudeg Mbak Wiek mudah dijangkau. Ia berada di tepi jalan raya yang selalu hidup lalu lintasnya di Yogyakarta. Hadir di Jalan Laksda Adisucipto 12, Gudeg Mbak Wiek sudah buka sejak pukul 05.00 WIB. Jika Anda ke sana jelang pukul 09.00 WIB, sulit berharap masih ada yang tersisa buat Anda. Sering terjadi, saya ke sana dan pulang dengan gigit jari.
Ada yang paling saya naksir di sana, yaitu buburnya. Pastinya, yang kerap saya pesan, adalah Bubur Gudeg Pedas. Ada banyak alternarif lauk yang bisa Anda pilih. Sesuaikan dengan selera Anda. Dari segi harga, bisa Anda simak sendiri melalui foto di bawah ini.
Saya sih memang suka bubur. Sejak kecil. Jika bisa mendapatkan bubur di pagi hari, saya akan memilih bubur. Setiap kali tiba di Mbak Wiek, saya selalu mencari bubur sebagai prioritas.
Pilihan utama saya adalah Bubur Gudeg Pedas. Dilengkapi lauk yang kerap saya pesan karena kesukaan, yaitu Tahu. Untuk menu ini, saya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp8.000,00 Jika tidak membawa minum, saya memesan teh tawar panas. Untuk yang satu ini, saya cukup menambah uang sebesar Rp2.000,00.
Buat Anda yang tidak terbiasa dengan rasa pedas, Mbak Wiek tentu saja melayani bubur putih. Harganya hanya Rp3000,00. Oya, tersedia juga pilihan bubur aren atau bubur pedas tanpa sayur Gudeg. Tentu, uang sepuluh ribu yang Anda bawa, masih menyisakan kembalian.
Jika saya datang dan kehabisan bubur, terpaksalah saya memesan dasaran nasi. Enggak mahal juga kok. Berapa persisnya uang yang Anda butuhkan? Tentu saja tergantung pada apa yang Anda melahap dan menghabiskan sebanyak berapa.
Itulah sekelumit kisah saya dalam membelanjakan uang 10K untuk urusan makan di Yogyakarta. Dengan uang sebesar itu, ada banyak kisah lainnya yang bisa Anda ceritakan.
Moga kisah ini bisa memberi manfaat buat Anda dan juga bisa menjadi referensi bila suatu saat Anda plesirannya ke Yogyakarta lagi. Tentu setelah kondisi memungkinkan di tengah pandemi ini.
 Salam Gudeg dari Jogja! []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H