Hari ini, khususnya pengguna platform Instagram dan pembaca buku, dalam hal ini kategori sastra, lebih khusus lagi puisi, siapa yang tidak kenal Rupi Kaur?
Perempuan kelahiran Hoshiarpur (India) 4 Oktober 1992 ini, melalui larik-larik pendek di akun Instagram miliknya, telah bertransformasi menjadi selebritas dunia. Buku-bukunya laris dalam skala internasional. Diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia.
"Cara" Rupi menulis, mewabah ke seantero dunia. "Bagaimana" ia menulis, telah menjadi "pandemi". Melahirkan penulis-penulis puisi lain. Tentu saja termasuk para penulis muda Indonesia.
"Senyum & Senyap" adalah judul seikat sajak-sajak pendek yang dinaungi situasi pandemi Covid-19. Ini kurun waktu yang tak nyaman buat siapa pun. Namun, harus diterima sebagai new (temporary) normal.
Jika ada yang menumbuhkan kesan di Anda, saya mau bilang makasih. Jika ada yang menghangatkan hati Anda, bagikanlah ke orang lain, orang-orang yang kepadanya ingin Anda sapa.
Oya, jika ada yang berlalu tanpa makna, maafkanlah. Beri dia waktu sejenak untuk berembus pergi. Agar memberi benak Anda ruang kosong untuk menerima hal lain.
Selamat menikmati. Salam dari Jogja,
~khun
_
jalan lengang
saat pulang
membuat senyap dada
kutunda perih
sebab di tikungan akhir
ada senyum
yang tak lenggangsauh ~khun
_
aku cemas
katamu tentang senyap
aku mengangguk
menaruh dagu
di puncak kepalamu
seraya menenggelamkan
pelukmu dalam dada
mantra ~khun
kapan akan pergi
mungkin tidak
jawabku tentang senyap
ia pengelana yang tiba
untuk melatih kita
belajar senyum
temansejalan ~khun
_
rerumput
halaman depan
lama tak kita tengok
sejak senyap tiba
mari kita siangi
sebab senyummu
pernah memanggilku
pulang dari senyapmandraguna ~khun
kau wajah pertama
yang ingin kulihat
saban pagi
sesudah senyap
aku mengangguk
menyilang jari
sebab ia butuh mentari
dan aku butuh rembulan
kami ~khun
_
kerap malam
kau gagal jaga
dengan buku terbuka
jemari ini masih lekat di kibor
mengetik banyak halaman
dengan namamu banyak disebut
sebelum rebah di sisimumanusiamalam ~khun
aku gagal bangun
mendahului mentari
kutemui lingkar kecup
di pipi, dan
post-it: laf u
manusiapagi ~khun
_
pernah sekali
kubangun di subuhlangit tak mau mengerti
gelapnya hanya terusir
saat kupetik lingkar bibirmu
dan menaruhnya di sanasunshine ~khun
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI