Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Simsalabim Clitoria Ternatea! Bunga Telang pun Jadi Mocktail untuk Takjil

31 Mei 2017   18:13 Diperbarui: 1 Juni 2017   10:20 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate Klatak manis plus rempeyek pedas - Foto: @angtekkhun

Suatu kali kutemukan
Bunga di tepi jalan
Siapa yang menanamnya
Tak seorang pun mengira

Bunga di tepi jalan
Alangkah indahnya
Oh kasihan kan kupetik
Seb'lum layu

~Koes Plus

SEGALA sesuatu ada waktunya. Semesta kerap mengatur sedemikian elok, sehingga kuliner pun membentuk pola, perilaku, dan habitat yang khas. Konvensi tanpa kongres ini menjadi laku umum, meskipun tak selalu begitu—terutama saat kuliner telah riuh bersalin fungsi bukan sekadar memenuhi perut keroncongan.

Sate Klatak di Yogyakarta misalnya, berkonotasi sebagai santapan malam dan terletak di Selatan kota. Namun seiring dengan berlalunya waktu, banyak yang tidak lagi “taat asas”. Alasannya tentu amat rasional dan sah-sah saja. Sebagai misal, demi memperpendek jarak, memenuhi demand (kebutuhan), atau olah kreativitas untuk berkompetisi guna meraih atau memperluas market (pasar).

Sajian lengkap sate klatak di Nglathak - Foto: @angtekkhun
Sajian lengkap sate klatak di Nglathak - Foto: @angtekkhun
Warung sate bernama Nglathak yang dibuka oleh seorang anak muda dengan semangat kolaborasi dan keberpihakan pada olahan pangan lokal dan petani/peternak kecil, berkreasi dua hal sekaligus. Nglathak dibuka sejak siang hari dan diletakkan di Gang Seruni untuk membangun brand sebagai sate klatak yang berposisi di tengah kota. Tidak pas banget sih, tapi tidak apa-apa. Sumbu peta lokasi Nglathak ini telah memberi tahu kita bahwa ia masuk dalam pusaran keramaian kampus UGM.

Ada dua hal yang memantik ingatan saya saban mampir bersantap di sini. Warung mungil yang terletak di gang yang tidak terlalu lebar ini, mengingatkan saya pada judul sebuah serial TV masa lampau yang diangkat dari buku. Laura Ingalls Wilder memberinya judul "Rumah Kecil di Padang Rumput" (Little House on the Prairie). Buat saya, masuk di warung mungil ini, tak terelak dipeluk aura homy.

Warung sate Nglathak mungil di Gang Seruni, Yogyakarta - Foto: @angtekkhun
Warung sate Nglathak mungil di Gang Seruni, Yogyakarta - Foto: @angtekkhun
“Bunga di Tepi Jalan”

Kedua, di sini tersedia sejenis teh yang diseduh dari Kembang Telang (ungu). Meskipun bahan baku seduhan ini dipenuhi oleh rekanan dari empunya warung, Kembang Telang ini ditanam pula di tepi halaman Nglathak. Menjadi semacam showroom, agar sensasi kita kian dibuat melejit. Dan, saya pun dibuat baper untuk mengingat lagu Koes Plus berjudul "Bunga di Tepi Jalan"—sempat diorbitkan kembali oleh Sheila On 7 dan menjadi sinetron (2005-2006) di sebuah TV.

Kembang Telang tumbuh merambat di pekaranngan - Foto: @angtekkhun
Kembang Telang tumbuh merambat di pekaranngan - Foto: @angtekkhun
Malu-malu si Kembang Telang varietas mahkota bunga berwarna ungu - Foto: @angtekkhun
Malu-malu si Kembang Telang varietas mahkota bunga berwarna ungu - Foto: @angtekkhun
Warung sate Nglathak memperkenalkan minuman ini sebagai Teh Biru. Jika Anda sempat, cobalah menelusurinya melalui web search engine. Anda akan menemukan cukup banyak informasi tentang kembang ini. Clitoria ternatea (nama binomial) diperkenalkan sebagai tumbuhan merambat yang hidup di pekarangan atau tepi hutan. Bersisian dengan varietas mahkota bunga berwarna putih, si ungu yang tumbuh di daerah tropis Asia ini kerap dimanfaatkan sebagai pewarna makanan atau kue. Di Thailand, konon, ia unjuk diri sebagai minuman penyegar yang dinamai Nam dok anchan.

Teh Biru, Mocktail unik seduhan Kembang Telang - Foto: @angtekkhun
Teh Biru, Mocktail unik seduhan Kembang Telang - Foto: @angtekkhun
Beragam manfaat dan khasiat Bunga Telang telah pula ditulis di banyak media daring. Mulai dari potensinya untuk mengobati gangguan penglihatan dan telinga, hingga dipercaya dapat mengurangi stres. Selain itu bisa mengobati batuk dan bronkhitis, pun untuk detoksifikasi dan mengobati infeksi tenggorokan. Mau lebih detail? Baca deh.

Bersulap Rupa Tanpa Sihir a la Teh Biru

Jika Anda datang bersama anak-anak atau adik-adik, maka seduhan teh ini, ehem, layak dipesan untuk melambungkan citra diri Anda. Berlagaklah diri yakin dan tampillah dengan gagah dan mantap, niscaya Anda akan tampil sebagai seorang entertainer hebat. Oya, tak ada salahnya bila Anda juga mencobanya di hadapan calon gebetan.

Caranya? Sederhana. Pesanlah Teh Biru di Nglathak dan Anda akan menemukan ia dihidangkan dalam rupa warna biru yang cantik. Di bibir gelasnya, selalu terselip seiris jeruk nipis. Lalu, membuallah dengan narasi-narasi menawan dan menakjubkan. Dan, "bukan sulap bukan sihir", peras jeruk nipis tersebut ke dalam gelas hingga tandas. Aduk perlahan, dan keajaiban pun tiba. Minuman di dalam gelas Anda akan bersalin warna dari biru menjadi ungu.

Diberi jeruk nipis, Si Biru menjadi Si Ungu - Foto: @angtekkhun
Diberi jeruk nipis, Si Biru menjadi Si Ungu - Foto: @angtekkhun
Jika anak-anak atau adik-adik yang Anda bawa bertepuk tangan, inilah saatnya Anda dilarang untuk bertepuk dada. Bukan Anda yang hebat, sekalipun dalam atraksi kecil ini Anda membawa tongkat sihir Harry Potter dan meneriakkan "Abrakadabra!" Perubahan warna tersebut disebabkan oleh perubahan pH akibat penambahan zat asam dari air jeruk. Masih kurang jelas? Kontak guru atau dosen kimia Anda.

Alkisah tentang Teh Biru - Foto: @angtekkhun
Alkisah tentang Teh Biru - Foto: @angtekkhun
Oya, di sisi lain, perasan jeruk nipis ini akan membuat Teh Biru Anda terasa lebih segar dan memberi sensasi asyik saat cairan ini membalut lidah dan mengalir masuk. Glek!

Teh Biru Jadi Mocktail sebagai Takjil Buka Puasa

Tak berhenti di sini, memasuki bulan puasa, seduhan Kembang Telang ini berlanjut dalam inovasi di next level. Dengan penambahan bebijian selasih dan serutan buah blewah, ia pun tampil lebih variatif menjadi mocktail cantik dan berdaya lejit sebagai takjil unik untuk menemani Anda berbuka puasa.

Sesekali, cobalah bersantap yang agak unik seperti ini. Dengan pilihan menu utama sate klatak, Anda akan disuguhi alternatif sate original, versi yang manis, maupun kreasi kekinian sate klatak yang dililit dengan (keju) Mozzarella. Semua diberi bonus rempeyek pedas! Niscaya mocktail Teh Biru ini akan menjadi warbiyasak dan bikin banyak orang ngiri saat posting Anda ini lewat di linimasa Instagram.

Sate Klatak manis plus rempeyek pedas - Foto: @angtekkhun
Sate Klatak manis plus rempeyek pedas - Foto: @angtekkhun
Ups! Berbuka dengan sate kambing? No, no, and no!

Mungkin ada yang protes dengan menu utama pendampingnya. Baiklah, entah dari mana datangnya kebaikan ini, pada momentum ini Nglathak sudi berepot-repot memperkenal hidangan utama lainnya. Anda bisa memilih nasi goreng rempah kambing, atau sama sekali bebas mbeek dengan pilihan nasgor daging ayam. Keduanya sangat tasty, dengan kepungan rempah beraroma timur tengah pada sekeliling lidah.

Nasi goreng a la Nglathak dengan pilihan daging kambing dan ayam - Foto: @angtekkhun
Nasi goreng a la Nglathak dengan pilihan daging kambing dan ayam - Foto: @angtekkhun
Jangan ragu untuk mencoba vasiasi menu di warung ini, agar hidup Anda menjadi lebih istimewa seperti Yogyakarta! Bukankah hidup ini terlalu ringkas bila tidak bertualang rasa, dan lidah perlu sering diajak baper agar tak melulu mager.

Aha! Nglathak is always fun - Foto: @angtekkhun
Aha! Nglathak is always fun - Foto: @angtekkhun
Saya sudah mencobanya (Anda kapan?), itu sebabnya dengan riang saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan menyalin bagian akhir lantunan lagu Koes Plus yang dikutip di atas. Namun, kali ini saya tak kuasa untuk tidak mengisenginya dengan memodifikasi baris terakhir. Selamat menikmati ;)

Di sekitar belukar
Dan rumput gersang
Seorang pun takkan mau
Memperhatikan
Biarlah kan kuambil
Penghias rumahku
Oh kasihan kan kupetik
Seb'lum layu
Dan kujadikan Teh Biru

[]

Facebook: angtekkhun
Twitter: angtekkhun
Instagram: angtekkhun1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun