Tarian pergaulan atau persahabatan khas Papua, Yosim Pancar (Yospan), yang melibatkan semua pihak yang hadir, mengakhiri rangkaian acara #BicaraPapua: Meneropong Papua dari Kacamata Budaya Papua yang berlangsung selama dua hari, Kamis dan Jumat (2-3/6) di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Nimao Witimi Ainauku, Selamat Datang (Foto: @angtekkhun)
Acara yang dihelat oleh
Keluarga Mahasiswa Papua Universitas Gadjah Mada (
KEMPGAMA) dan mendapat dukungan penuh dari
Universitas Gadjah Mada (
UGM) dan
PT Freeport Indonesia ini, berhasil membuka wawasan dan mengenalkan ragam  budaya Papua, khususnya
Suku Kamoro yang mendapat kehormatan untuk diekpos.
Tarian Penjemputan Suku Kamoro (Foto: @angtekkhun)
Acara yang menjangkau diaspora Papua dan peminat serta pemerhati Papua ini dibuka dengan sambutan singkat oleh
Riano Rumbiai selaku Ketua Panitia dari KEMPGAMA.
Riza Pratama selaku Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia dalam kesempatan ini menyambut baik inisiatif untuk menyelenggarakan acara seperti ini dan berharap membawa manfaat untuk kian memperkenalkan budaya Papua.
Sambutan-sambutan pembukaan (Foto: @angtekkhun)
Sambutan positif juga disampaikan
Prof. Dr. Suratman selaku Wakil Rektor UGM. Bahkan lebih jauh, berkenaan dengan jabatan Prof. Suratman yang memegang bidang Riset dan Pengabdian Masyarakat, beliau mengajak kolega dari Universitas Cendrawasih (Papua) untuk menjalin kerja sama lebih konkret di masa yang akan datang.
Salah satu acara perbincangan (Foto: @angtekkhun)
Rangkaian acara ini disusun dengan sangat baik, menyuguhkan mata acara perbincangan dalam tataran wawasan dan wacana oleh para pakar tentang Papua di masa lalu, pergulatan di masa kini, dan harapan di masa depan. Sebagai penyeimbang, perbincangan sesi kedua yang berlangsung pada hari kedua, sepenuhnya menghadirkan peran generasi muda Papua dan berbuat dan mengharumkan nama Papua serta Indonesia hingga ke pentas dunia.
Suku Kamoro sedang berkreasi (Foto: Dok. Freeport)
Storytelling tentang Suku Kamoro (Foto: Dok. Freeport)
Aneka kreasi ukir dan pahatan Suku Kamoro (Foto: @angtekkhun)
Sisi menghibur tak luput dari rancangan acara ini. Stand up comedy khas Papua (Mop), pementasan teater, pembacaan puisi jenaka, dan trio vokal
Pacenogei ( Michael, Nobo, dan Stephen) berhasil membangkitkan antusiasme dan kemeriahan. Ini semua masih dilengkapi dengan sajian tari-tarian, pameran di halaman terbuka,
story telling, pertunjukan keahlian Suku Kamoro, serta pemutaran dan perbincangan film "
Alenia's Journey Uncover Papua" yang menghadirkan pasangan yang berkarya di balik
Alenia Pictures, yaitu
Ari Sihasale dan
Nia Zulkarnain. Banyak kisah suka dan duka yang dibagikan kepada audiens. Kisah-kisah kemanusiaan  dan keseruan dalam perjalanan panjang yang melelahkan.
Alenia's Journey Uncover Papua (Dok. Alenia Pictures)
Ari Sihasale dan Nia Zulkarnain (Foto: @angtekkhun)
Pada puncak acara yang akhiri dengan Yospan bersama, spirit kaum muda diaspora Papua berhasil disentuh dan dibangkitkan untuk menuntut ilmu, mengembangkan kemampuan, dan mengabdi untuk tanah kelahiran mereka. Sebuah acara sederhana yang berhasil mengukir makna yang mendalam. Layak untuk diteruskan atau diadakan di berbagai kota lainnya, sehingga Papua yang jauh di timur, kian dekat dan hangat dalam hati sebagai bagian tak terpisahkan dari keluarga besar bangsa Indonesia. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya