Budaya Menulis
Pada dasarnya belajar dari bangsa lain itu perlu adanya namun harus benar benar kita pilah dan pilih manakah yang seharusnya kita serap. Sebagaimana kita tahu ada pula nilai-nilai yang tidak akan bersesuaian jika kita terapkan pada Indonesia yang notabene adalah bangsa yang menjujung adat ketimuran. Namun jikalah itu budaya baik seperti halnya budaya bersih dan menghargai waktu maka akan sangat perlu kita serap pembelajarannya.
Sebelum beranjak lebih jauh, menilik terlebih dahulu bahwasannya di Indonesia keadaan pendidikan memang belum merata. Hal ini bisa dirasakan secara langsung ketika Ujian Nasional dilaksanakan. Ketika hanya satu standar yang dipergunakan sebagai pembanding bagi tingkat pendidikan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sehingga sesungguhnya bangsa ini masih sangat perlu belajar.Â
Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami perombakan berkali yang menandakan bahwa sesungguhnya kita masih perlu mencari pola yang pas bagi keadaan pendidikan bangsa ini.
Selain itu tidak seharusnya kita lupa bahwa sebenarnya bangsa Indonesia sendiri masih banyak memiliki nilai nilai budaya yang belum digali. Ada banyak hal di dalam negeri yang perlu kita kerjakan dan selesaikan.Â
Salah satu contoh sederhana adalah budaya menulis yang rasanya masih sangat kurang pada bangsa ini. Sebagai contohnya adalah peninggalan masa lalu. Bangsa yang besar memiliki beberapa catatan sejarah yang ditinggalkan. Tentu saja tidak terlepas dari budaya menulis dari bangsa tersebut. Jika bangsa tersebut gemar menulis, dengan kata lain budaya bangsa tersebut akan terabadikan sehingga nantinya bisa dibaca oleh anak cucu kita nanti.
Lebih jauh mengenai budaya menulis sesungguhnya menunjukkan seberapa bagus peradaban suatu bangsa. Jadi dari pertukaran budaya yang bisa ditekankan adalah tentang bagaimana bangsa Indonesia bisa belajar untuk menulis dengan baik.Â
Cukup dengan sederhana yakni untuk tujuan belajar menulis kita mengirimkan generasi terbaik bangsa ini ke luar negeri. Dengan harapan nantinya bisa kembali ke Indonesia dengan membawa ilmu yang tak hanya untuk pribadi, namun juga berguna bagi lingkungan sekitarnya.
Melalui pertukaran budaya, maka tujuannya adalah untuk belajar menulis. Demi pendidikan Indonesia yang jauh lebih baik. Sederhana memang, tapi kelak pasti manfaatnya akan dirasakan oleh kita semua. Setidaknya bangsa Indonesia takkan lekang oleh zaman. Itu sudah.
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah
(Rumah Kaca, h. 352)" Â Pramoedya Ananta Toer