Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Tiga Kunci Utama Pemberdayaan Masyarakat Miskin

4 Desember 2020   21:28 Diperbarui: 4 Desember 2020   21:29 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu keluarga miskin yang kini telah meningkat taraf ekonominya dan melepaskan diri penerima PKH.

Intensitas pertemuan atau semacam kunjungan akan bermanfaat pada kefalidan informasi terkini, perihal kondisi mereka, masyarakat miskin. Karena waktu berjalan cepat, persoalan dan tantangan satu keluarga dengan lainnya berbeda-beda. Dengan pertemuan inilah akan mampu mengupdate kenapa dan bagaimana kondisi terkini dampingan kita. Misal kondisi kesehatan ibu hamilnya, kondisi balita dan gizinya, kondisi kesehatan keluarganya, animo dan tingkat pendidikannya, terlebih kondisi sosial ekonominya. 

Kedua, komunikasi. Komunikasi juga merupakan hal penting yang tak bisa diabaikan begitu saja, bagi seorang pendamping atau motivator. Komunikasi dengan keluarga miskin harus dibangun dengan sedemikian rupa baiknya. Sehingga tak ada kesalahpahaman, ketersinggungan atau mis komunikasi diantara keduanya. Semisal dengan menyederhanakan bahasa kita dengan bahasa keumuman mereka. 

Bisa juga dengan saling tegur sapa dengan para anggota keluarga dampingan kita. Dapat pula secara intens berkomunikasi, menanyakan kabar dan perkembangan terkini keluarga. baik tentang kondisi kesehatan, pendidikan dan ekonominya. Serta diharapkan mampu menampung keluh kesah mereka dengan tetap memberikan motivasi, bukan sebaliknya, memanjakan dan iba memberikan bantuan yang bersifat instan.

Dengan komunikasi yang baik dan intens, secara otomatis pesan-pesan motivasi dari pendamping atau sang motivator perlahan tapi pasti akan mudah dipahami dan ditangkap pesannya. Dan progres dari semua itu pun bisa terlihat dan terukur. Misal, adanya perubahan pada keluarga miskin yang kini mulai memperhatikan pendidikan dan pengasuhan terhadap anaknya. Meski dengan kondisi rumah kecil, anggota keluarga miskin mulai memperhatikan kebersihan dan kerapihan rumahnya. 

Ada pula yang kini terbiasa dengan pola hidup sehat, seperti cuci tangan pakai sabun, tak lagi Buang Air Besar (BAB) sembarangan, kemana-mana memakai alas kaki, sandal, terlebih menggunakan masker di saat pandemi covid-19 sekarang ini. Ibu hamil Sera balitanya semakin rajin ke posyandu, capain ASI ekslusif meningkat, serta menurunnya angka kekerasan dalam rumah tangga miskin. 

Kunci ketiga sebagai improvisasi sang motivator adalah kreatifitas. Terutama kreatifitas dalam menysmpaikan pesan serta kreatifas dalam memberdayakan diri dan ekonomi keluarga miskin. Sang motifator harus mampu membaca peluang usaha yang dapat dilakukan oleh keluarga miskin dampingannya. 

Salah satu keluarga miskin yang kini telah meningkat taraf ekonominya dan melepaskan diri penerima PKH.
Salah satu keluarga miskin yang kini telah meningkat taraf ekonominya dan melepaskan diri penerima PKH.
Dan diketahui potensinya, maka bisa berlanjut pada penghargaaan serta mulai merintis usaha mikro kecil menengah. Dengan usaha sesuai karakter dan potensinya lah diharapkan para keluarga miskin akan berusaha sedikit demi sedikit meningkatkan taraf kehidupannya. Bisa jangka menengah, atau panjang, harapan besarnya yakni terputusnya mata rantai kemiskinan yang selama ini membelenggunya. 

Kreatifitas lain yang bisa dilakukan yang dengan menyampaikan pesan moral, pesan spiritual yang terkandung dalam kitab suci mereka. Bahwa semua agama sama, mengajarkan umatnya untuk tidak berputus asa, selalu bersyukur dan optimis menyongsong hari esok yang lebih baik. Tentunya, bisa melaui perubahan mindset, peningkatan taraf pendidikan, kesehatan dan ekonominya. 

Imam Chumedi, KBC-28 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun