Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dulu Seorang Karyawan Jajanan, Kini Banjir Pesanan

3 September 2020   14:51 Diperbarui: 3 September 2020   14:54 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The experience is the best teacher", pengalaman adalah guru yang terbaik. Semua orang mengakui hal itu. Begitu juga dengan Deres Dede Fatmawati, perempuan 40 tahun kelahiran desa Pebatan ini sudah mengenyam banyak pengalaman menjadi salah seorang karyawan pembuat kue. Jika anda tinggal di daerah Brebes dan sekitarnya, pasti tidak asing lagi dengan Swalayan SARI MULYA. Ya, disitulah Ibu Deres menimba pengalamannya sebagai seorang karyawan, khususnya dalam pembuatan kue bolu, roti dan sejenisnya. Cukup lama, 10 tahun lamanya.

Sebagai salah seorang karyawan setia, Deres pun mendapatkan perhatian khusus dari bosnya, selain dianggap seperti saudara sendiri, Deres beberapa kali ditawari untuk disekolahkan khusus perihal tata boga. Namun ia menolaknya. Sampai akhirnya, bosnya memanggilkan Chef khusus untuk mengajari Deres pembuatan aneka kue dan roti. Pengalaman berharga itulah yang akhirnya menjadi modal utama, ia berusaha sendiri dan terus berkembang seperti sekarang ini.

Pasca menikah, Deres tak lagi menjadi karyawan pembuat roti, ia berusaha merawat anaknya yang masih kecil dengan baik dirumah, sambil merawat Uwa'nya. Kini gliran suaminya yang masuk menggantikan dirinya. Bosnya, menerima suami Deres dengan baik, karena melihat perangai baik seorang Deres. Suaminya dipercaya bosnya sebagai supir pengantar beragam barang dan makanan hingga sekarang.

Suami Deres bernama Rowi, ia seorang suami yang hebat. Selain rajin bekerja, ia juga sosok suami yang pandai mengatur keuangan dan rajin menabung. Deres merasa sangat terbantu dengan perangai suaminya yang justru lebih matang dalam perhitungan keuangan keluarga. Sampai-sampai keuangan keluarga yang mengatur suaminya, semuanya. Mulai dari uang saku anak, bayar sekolah, uang jajan sampai kebutuhan keluarga, listrik dan sebagainya.

"Jujur, semua yang ngatur suami, karena memang saya akui, saya kadang banyak tergiur, ingin beli ini, ingin beli itu. Saya hanya fokus produksi jajanan dan mengatur keuangan usaha saja." ungkap Deres.

Rowi, laki-laki asal Sigentong itulah yang menjadi penyemangat hidup dan usaha bagi seorang Deres. Saat malas tiba, Deres diingatkan suaminya untuk tetap semangat dalam berusaha. Rowi bahkan memberikan jalan keluar untuk usahanya. Sebelum berangkat ke Swalayan, Rowi dengan senang hati mengantarkan kue-kue buatan istrinya ke pangkalan tempat bertemunya para bakul jajanan. Hingga kini tercatat ada sekitar 17 bakul yang rutin berlangganan kue buatan Deres, tiap harinya.

Bolu Kukus gula merah, spesialis kue Ibu Deres (Sumber gambar: dok. pribadi).
Bolu Kukus gula merah, spesialis kue Ibu Deres (Sumber gambar: dok. pribadi).
Sebelum sukses dengan bolu kukusnya, Deres adalah seorang penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2011. Waku itu ia belum menempati rumah barunya, di komplek Perumnas Limbangan, tepatnya di Jalan Biak Barat RT 08 RW8 C.2. Deres masih menempati rumah Uwa'nya Tursinah yang sudah tua. Tursinah sudah dianggap layaknya orang tua sendiri. Karena Deres sejak kecil sudah ikut Uwa'nya. Tursinah dengan suaminya, Karyad tak memiliki anak. Hingga Dereslah yang akhirnya menemani hari tuanya, serta berbagai dengannya.

Uang PKH-nya sejak saat itu tak ia gunakan sepenuhnya untuk pendidikan anaknya. Justru bantuan PKH yang ia dapat, dibagi pula dengan anak yatim, dan Uwa'nya. Deres merasa senang bisa berbagi dengan orang lain, meski hanya sedikit. Kebutuhan untuk keluarganya masih bisa ia cukupi dari honor suaminya dan usahanya saat itu. Bahkan keinginannya untuk mundur dari PKH sebenarnya sudah terbesit sejak tahun 2018, namun orang tuanya masih saja membebaninya agar tak mundur. Deres pun tak enak hati, hingga akhirnya baru tahun 2020 ini ia mantap keluar dari PKH, itu pun sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Setelah keluar sebagai karyawan dari bosnya, Deres tak lantas lupa daratan dengan kebaikan bosnya. Ia tak buru-buru banting setir menggenjot usahanya dengan modal ilmu yang didapatnya, dahulu sewaktu jadi karyawanan jajanan.  Apalagi memasukkan kue bolu buatannya di Swalayan bosnya, tidak. Namun takdir mungkin sudah berpihak padanya.

Suatu saat, ada orderan bolu kukus di Swalayan tersebut, sedang pengisi rutin bolu, sepertinya sedang berhalangan tak menitipkan kuenya. Peluang bagus itu langsung disambar, suaminya, Rowi. Dengan optimisnya, Rowi menawarkan kepada bosnya, agar orderan tersebut bisa digarap oleh istrinya. Bosnya pun mengiyakan. Akhirnya Deres pun terpacu semangat usahanya. Dan ternyata hasilnya memuaskan.

Bolu kukusnya kini banyak digemari para pelanggan Swalayan tersebut. Padahal jika kita lihat sendiri, di Swalayan tersebut setidaknya ada 4 jenis kue bolu yang hampir sama. Namun Deres yakin kepada Allah SWT. Rizki itu sudah ada yang mengaturnya. Hingga kini, pesanan bolunya terus ada. Bahkan bolu kukusnya kini laris-manis terjual, melebar kepada bakul jajanan di beberapa desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun