Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kedua Kalinya, Aku Membimbing Prosesi Pindah Keyakinan

3 April 2020   17:23 Diperbarui: 3 April 2020   17:43 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, 03 April 2020 merupakan hari yang berarti bagiku. Ya, hari ini adalah moment ke dua kalinya aku membimbing seseorang untuk masuk agama Islam. Bertempat di Masjid Baitul Muttaqin Mapolres Brebes, aku membimbing saudara Elki mengikrarkan dua kalimat syahadat di depan beberapa anggota kepolisian Polres Brebes.

Ini bukan pengalamanku yang pertama. Tetapi yang kedua. Ya, kedua kalinya aku bisa membimbing saudara memeluk agama Islam tanpa ada suatu paksaan apapun. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Aku masih ingat, sekitar 12 tahun yang lalu, aku juga pernah membimbing, mengislamkan seorang lelaki dari Sleman, Yogyakarta. Waktu itu aku masih menyandang sebagai seorang mahasiswa semester akhir, sekaligus santri di Ponpes Wahid Hasyim, Condongcatur, Sleman Yogyakarta. Kebetulan waktu itu, aku juga sebagai salah seorang dewan asatidz di Madrasah Diniyah Ponpes Wahid Hasyim.

Pengalaman pertamaku, mengislamkan seseorang di usia muda, sungguh bercampur aduk. Tapi karena niatan li i'lai kalimatillah,saya memberanikan diri membimbing seorang lelaki yang lebih tua dariku untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk Islam. Alhamdulillah karena kebetulan waktu itu saya mukim di pesantren, muallaf ini pun rajin belajar sholat pasca ikrar masuk Islamnya. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Sekitar dua minggu ia aktif datang ke pesantren sambil belajar tuntunan sholat lengkap. Tak lama kemudian, ia mengabariku bahwa dirinya akan segera melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya.

Ia pun berpamitan kepadaku seraya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, sambil memelukku penuh haru dan memberikan sebuah bingkisan untukku. Tak lama aku buka, ternyata satu stel, sarung dan baju muslim.

Kali ini, adalah pengalaman keduaku, mengislamkan seseorang. Di tengah isolasi pandemi Corona, ia berikrar masuk Islam, dan rencananya tanggal 18 April mendatang akan melaksanakan akad nikah secara Islami dengan seorang gadis pujaannya di sebuah hotel di Surabaya.

dok. pribadi
dok. pribadi
Sungguh pengalaman yang tak kan kulupakan seumur hidupku. Aku hanya senantiasa berdoa, memohon kepada Allah SWT, semoga ikrar yang telah terucap oleh saudaraku ini, benar benar ikrar yang hakiki, diberkahi dan diridhoi. Bukan semata-mata masuk Islam demi tuntutan syarat pernikahan seagama saja. Tetapi betul-betul ikrar imam dan Islam yang   istiqomah sampai mati. Aamiiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun