Mohon tunggu...
koirul anam
koirul anam Mohon Tunggu... Freelancer - Lelaki biasa yang mencintai dunia literasi.

Kehidupan penuh ragam pilihan.Berusaha menjadi kewajiban. Ketentuan sudah digariskan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angkuh

16 Mei 2023   21:12 Diperbarui: 16 Mei 2023   21:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau adalah malam yang bersekutu bersama gelap

dengan tangan dingin 

telah kauhapus rona  jingga 

yang sengaja kutorehkan di langit senja 

setelah kaki-kaki siang lunglai di sudut langit.

Sedikit pun tak terucap dari bibirmu

kata-kata manis sepadan rekah gincu 

yang selama ini memerah 

dan selalu kuanggap madu.

Entah apa yang membuatmu terpesona mimpi 

yang bahkan ranjang persemaian benihnya  belum juga tersiap.

 Bening bola matamu masih menyala

namun tak jua mampu mencerna

pancarona yang kusuguh.

Langkah kakimu begitu kukuh

memilih lorong setapak malam 

yang kauyakini mampu memberi terang.

Yah! 

Mungkin itu benar 

dan dengan keteguhan yang tergenggam 

kauingin menunjukkan 

tentang apa yang selama ini kutentang 

yang sebenarnya hanya untuk mengajakmu memahami 

tentang kebahagiaan 

dalam sebuah kebersamaan.

Satu hal yang kau lupa 

atau mungkin sengaja kau singkirkan dari ingatanmu 

tentang apa yang selama ini aku perjuangkan 

untuk kebahagiaan kita 

namun tetes peluhku hanya kauanggap sekadar serintik gerimis di gersang Sahara 

yang tak mampu menghapus dahaga

dari sengat ekspektasimu yang membakar rasa

Ambon, mei 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun