kau sebut ini pembebasan?
kau sebut ini mula dari yang ada?
kau sebut ini kekuatan atas kemenangan?
saat patah satu persatu
saat gerutu mula berlalu
saat tanganmu penuh buih
berharap tercuci dari noda-noda
kau paksa nganga luka tertutupi
punggungmu bersayap
dan tak lagi bersayap
hari ini tak cukup hanya berkabar
lalu hilang jejakÂ
hitam dan putih menyusun pola
seringai senyuman terbaca
percaya pada sebuah pesan dalam balon udara
saat tak lagi ada bara
terkubur ia dalam dalam
maka sebutlah aku hitam
esoknya putih
meski sepuluh halaman sudah kau terjemahkan
tak akan bisa kau definisikan
siapa sebenarnya diriku
kau hanya bisa menganggapku
kupu-kupu taman kota
terbang rendah di antara bunga-bunga
cantik dan indah
lalu hilang di balik semak-semak
meninggalkan ingatan tentang kepak sayap
yang tak akan berhenti bergerak
waktu berdetik berdetak
di dadaku tertanam jiwa merdeka
perjuangan tanpa suara
tanpa senjata
tanpa bersua
tanpa berpuluh media bercerita
tanpa wajah
tanpa sumpah
tetapi langkahku tetap tercatat
di lembar-lembar harap dan ingat
kau bisa saja berhenti membacaku
berhenti menulisku
berhenti menggambar wajahku
berhenti membuat sketsa perjuanganku
dan kau akan temukan jejak-jejak samar penolakanku
atas penindasan tak terlihat
atas beban tak masuk akal
dalam dunia yang katanya terdidik dan dididik
ini dunia tempat sayapku dipatahkan
hingga terbang pun susah payah kuusahakan
sebagai kupu-kupu cantik dan indah
kesukaanmu
Kediri, 14 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H