di bibirnya, terjepit legit dari dua belah bibir seorang
perindu
hujan mendadak memulai dzikirnya malam ini;
kopi belum sepenuhnya memuai, namun
ruhnya belum juga kembali
matanya, Kau tahu, ingin bersuara, mau berceritera
di selama rintik terus memanjang
Ia menggesekkan sendok pada bibir gelas
memutar
terus begitu
sepanjang rintik tak bertitik
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!