hujan mendadak memulai dzikirnya malam ini;
air mengendap satu-satu
menghisap semua mimpi
sedang kopi masih mengepul
legit kopi di bibirku, tak lantas meluncur
ke dasar ingatannya
Ia terjeda oleh spasi-spasi rintik kenangan
di tiap tikungan jalan
yang tiap hari mesti dikhatamkan
hujan mendadak memulai dzikirnya malam ini;
kopi menyisa separuh ingatan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!