Penggunaan antioksidan sintesis atau yang berasal dari hasil sintesis reaksi kimia, seperti asam benzoate, BHA (Butylated Hydroxy Anisol), BHT (Butylated Hidroxy Toluene), atau TBHQ (Tertier Butylated Hydroxy Quinone) dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh. BHA dan BHT dapat menimbulkan tumor dan merusak hati serta jantung. Adanya efek samping berbahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan antioksidan sintesis maka perkembangan penelitian terhadap antioksidan alami mulai dilakukan. Sifat dari antioksidan alami adalah lebih aman bagi tubuh dan lebih mampu mengurangi radikal bebas yang ada di dalam tubuh secara alami.
Salah satu jenis antioksidan alami yang sering kita jumpai yaitu tumbuhan kayu manis. Senyawa sinamaldehid pada kayu manis merupakan antioksidan yang sangat kuat yang secara efektif dapat melawan radikal bebas termasuk anion-anion superoksida dan hidroksi-radikal, begitu pula radikal-radikal lainnya (Jakhetia, 2010). Selain itu kayu manis mengandung total fenolik dan flavonoid dengan jumlah tinggi sehingga sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan (antioksidan) dalam industri makanan maupun farmasi.
Adapun langkah-langkah percobaan antioksidan ekstrak kayu manis untuk mencegah ketengikan pada minya goreng yaitu:
- Antioksidan kayu manis (cinnamomum burmanii) diblender hingga menjadi serbuk, ditimbang sejumlah 25 gr, dibungkus dengan ketas saring, dimasukkan ke dalam alat soxhlet setelah itu dimasukan 100 ml campuran etanol dan air dengan perbandingan 80 : 20 selama 5 jam.
- Kompor listrik dinyalakan pada suhu 800 C, dan uap di embunkan dengan cara pendingan. Kemudian akan diperoleh ekstrak berbentuk cair.
- Hasil ekstrak cair dalam labu ukur kemudian di uapkan, dan setelah ekstrak cair dianggap cukup pekat, maka cairan akan dipindahkan pada botol timbang. diovenkan selama 15 menit dengan suhu 1050 C, dan dimasukkan kedalam deksikator selama 30 menit,
- Hasil ekstrak ditimbang dengan neraca analitik, di uji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.
- Selanjutnya dimasukkan minyak goreng sebanyak 250 ke dalam beaker glass.
- Panaskan sampai suhu 900C dengan kompor listrik. Kemudian, masukkan ekstrak kayu manis dengan jumlah tertentu kedalam minyak goreng sambil diaduk.
- Pertahankan suhu tersebut selama 15 menit.
- Beaker glass diangkat dari kompor dan didinginkan pada suhu kamar dan disimpan dalam berbagai waktu yang ditentukan.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa rasio optimum antioksidan sebagai pencegah ketengikan pada minyak goreng dengan waktu penyimpanan selama 22 hari adalah sebesar 5%. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan, Gordon (1990) semakin lama penyimpanan minyak goreng yang ditambah antioksidan maka bilangan peroksidanya akan semakin menurun. Apabila bilangan peroksida semakin menurun maka rasio ketengikan pada minyak goreng juga akan menurun. Dari hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis sangat efektif sebagai antioksidan pencegah ketengikan pada minyak goreng.
Meskipun sudah terbukti efektif, langkah pencegahan ketengikan pada minyak goreng ini sulit untuk dilakukan oleh masyarakat karena alat yang digunakan umumnya tidak dimiliki oleh masyarakat seperti alat soxhlet, deksilator, neraca analitik, dan beaker glass. Alat-alat tersebut justru sering kali hanya dapat ditemukan dalam laboratorium.
Minyak goreng yang digunakan berkali-kali mungkin terkadang perubahan warna, rasa dan baunya kurang bisa dikenali. Namun, alangkah lebih baiknya kita mencegah bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Sayangi tubuh kita, jangan tergiur dengan langkah penghematan, apalah artinya mengeluarkan materi yang sedikit lebih banyak sekarang, dibandingkan kesehatan kita di masa mendatang.
Referensi:
Aminah, S., 2010, “Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik Tempe Pada Pengulangan Penggorengan, Vol. 01, No. 01, Universitas Muhammadiyah, Semarang.
Andarwulan, N ., 2006. “Antioksidan Untuk Minyak Goreng Food Review Indonesia”, Vol. 1, No. 2, Bogor.
Mutiara, R., Priani, E.S. dan Mulyanti,D., 2015, “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) dan Formulasinya Dalam Bentuk Sediaan Masker Gell Pell Off”, Unisba, Bandung.