Mohon tunggu...
Khoridatul Bahiyah
Khoridatul Bahiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Khoridatul Bahiyah

Menulis bukan untuk dipahami, tetapi untuk memahami

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pamit

8 Desember 2020   19:43 Diperbarui: 8 Desember 2020   19:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pamitmu terlalu prematur, 

Meninggalkan ruam berikut sepinya

Ragamu terbang, 

Tetapi aroma tubuhmu masih menyapa di balik gebar

Malam tak berani meniduri, 

Begitu segan dengan tatapmu

Katanya, masih ingin sendiri

Aku sibuk mencatat sore

Melangitkan awan yang teduh

Menimbun syair gelap 

Penyusun paragraf tiga pagi

Pikiranku dierami bual

Batinku membungkus teriak

Mengubur nafsu akan pelukmu yang hanyut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun