Akhirnya, si nenek tua tadi pun tersenyum dan Rasul pun juga ikut tersenyum.
Mungkin ada yang menilai, betapa kasarnya guyonan Rasulullah sehingga membuat wanita yang sudah tua itu sampai menangis.
Namun perlu dicermati, guyonan tersebut adalah suatu kebenaran, mempunyai nilai edukasi, dan candaan yang  penuh dengan ilmu pengetahuan. Si nenek pun diajarkan suatu ilmu baru, bahwa kelak para penghuni surga itu akan dikembalikan seperti masa ia ketika muda.
Rasulullah SAW juga dikenal sebagai seorang suami yang hangat dalam keluarga. Suatu hari, Rasulullah SAW menantang istrinya, Aisyah RA untuk berlomba lari dengannya. Karena Aisyah masih sangat muda, ia pun berhasil mengalahkan Rasulullah SAW.
Mungkin saja Rasulullah SAW hanya mengalah demi membahagiakan istrinya yang masih sangat muda itu. Ia ingin memupuk rasa cinta dan kasih sayang dengan istrinya.
Beberapa waktu setelah itu, Rasulullah kembali menantang Aisyah untuk lomba lari. Karena badannya sudah gemuk, Rasulullah pun memenangkan perlombaan itu.
Sambil tersenyum, "Ini pembalasan untuk kekalahan yang dulu," sabda Rasulullah SAW.
Bagaimana mungkin seorang Rasul yang telah berusia senja dan menjadi pemimpin ummat itu malah bermain kejar-kejaran? Mungkin ada yang menilai perilaku Rasulullah kekanak-kanakan.
Mungkin juga ada yang menilai, beliau cukup egois karena tidak mau kalah dengan istrinya walau hanya sebatas lomba lari. Tetapi, begitulah Rasulullah SAW saat menciptakan permainan yang bisa memupuk rasa cinta dalam keluarganya.
Hal-hal sederhana inilah yang seharusnya kita tiru dikehidupan sehari-hari kita. Baik dengan keluarga, sahabat, dan bersosial di masyarakat. Jadi hidup jangan terlalu kaku (serius), sedikit-dikit marah, gampang tersinggung, 'ora kenek'an dalam istilah bahasa jawa. Terkadang kita hidup juga butuh candaan untuk mengobati stress dalam menjalani kehidupan yang rumit ini. Bersyaandaahhh...!!! Hehehe.
Kedua ; Membiasakan