Kutengok bingkai foto sebelah kiri meja kerjaku. Disana ada fotoku bersama ibu. Sedang minum kopi dan biskuit kelapa. Ibu selalu terlihat teduh dengan senyumannya meskipun hanya kulihat lewat sebuah bingmai foto.
Aku masih ingat foto 'selfie' bersama ibu itu kuambil ketika kami minum kopi di pekarangan, diiringi rintik hujan yang sudah kenyang membasahi bumi dari hari sebelumnya. Di pagi dimana ibu menamyakan soal bagaimana kabar lamaran pekerjaan yang kumasukan ke kantor berita yang sekarang menjadikanku pimpinan redaksi ini.
Sekarang, tak ada lagi yang mengajakku minum kopi bersama sambil makan biskuit atau pisang goreng. Tak ada lagi orang yang mengatakan "kopimu selalu enak Jay". Ah, ternyata bola mataku basah. Ah, sial, tak ada tissu di mejaku. Alaah, lagi lagi aku menangis.
"Ibuu.., aku ingin minum kopi bersamamu".
[]