Mohon tunggu...
Kholisussadi
Kholisussadi Mohon Tunggu... Dosen - Kholisussa'di_Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan_Universitas Negeri Surabaya

Kholisussa'di, S.Pd., M.Pd. Seorang dosen yang berdedikasi di Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika. Penulis memiliki spesialisasi dalam bidang pendidikan non-formal dan informal / Pendidikan Masyarakat, khususnya pada pengembangan sumber daya manusia. Saat ini, penulis sedang menjalani studi Doktoral di Program Studi S3 Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Kompetensi Abad-21

31 Desember 2024   12:49 Diperbarui: 31 Desember 2024   12:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Kelley & Brown (2018) Design thingking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah yang komplek dengan memahami kebutuhan manusia yang terlibat.
Pendekatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir desain (design thinking) berfokus pada pengembangan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah kompleks secara kreatif. Design thinking adalah pendekatan yang mengedepankan empati, eksplorasi ide, dan iterasi dalam menciptakan solusi yang inovatif. Proses ini dimulai dengan pemahaman mendalam terhadap masalah yang dihadapi, dengan langkah pertama berupa eksplorasi dan identifikasi kebutuhan atau tantangan yang harus diselesaikan. Siswa diajak untuk melihat masalah dari berbagai perspektif, menggali akar permasalahan, dan merumuskan pertanyaan yang mendalam sebelum mencari solusi.

Bagaimana tahapannya dalam pembelajaran ?

Dalam implementasinya ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu Siswa diajak melalui tahapan sebagai berikut:

a. Empati
Mengajak siswa untuk benar-benar memahami dan merasakan tantangan yang dihadapi oleh individu atau kelompok yang terlibat dalam masalah yang mereka hadapi. Siswa dilatih untuk mengamati, mendengarkan, dan berbicara dengan orang-orang yang terpengaruh oleh masalah tersebut, untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang kebutuhan, keinginan, dan hambatan yang ada.

b. Mendefinisikan masalah
di mana mereka merumuskan pernyataan masalah yang jelas dan terfokus. Tahap ini melibatkan sintesis informasi yang diperoleh dari fase empati dan membantu siswa mengidentifikasi inti dari tantangan yang perlu diselesaikan.

c. Ideasi
Siswa didorong untuk menghasilkan berbagai ide kreatif untuk menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan. Pada tahap ini, tidak ada batasan terhadap kreativitas-semakin banyak ide yang dihasilkan, semakin baik. Siswa bekerja secara kolaboratif dalam kelompok untuk berbagi dan mengembangkan ide, serta mengeksplorasi kemungkinan solusi yang berbeda.

d. Prototipe
Membuat representasi fisik atau digital dari solusi yang dipilih. Prototipe ini dapat berupa model sederhana, gambar, aplikasi, atau alat lainnya yang memungkinkan siswa untuk menguji dan melihat bagaimana ide mereka dapat bekerja dalam konteks nyata.

e. Pengujian
Siswa menguji prototipe mereka di dunia nyata, mengumpulkan umpan balik, dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Pengujian membantu siswa memahami kelebihan dan kekurangan dari solusi yang mereka buat, dan memotivasi mereka untuk terus memperbaiki ide mereka berdasarkan hasil yang diperoleh. Proses ini bersifat iteratif, yang berarti siswa dapat kembali ke langkah-langkah sebelumnya untuk menyempurnakan solusi mereka.

Kesimpulan

Strategi pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam pendidikan abad ke-21 sangat penting untuk mengembangkan kompetensi siswa yang relevan dengan tuntutan zaman, seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan literasi teknologi. Berbagai pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek, gamifikasi, pembelajaran berbasis teknologi, kolaborasi global, flipped classroom, dan design thinking dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan-keterampilan tersebut. Masing-masing strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, dan kolaboratif, serta menghubungkan pengetahuan dengan aplikasi dunia nyata. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, pendidikan dapat membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global, serta mempersiapkan mereka untuk berkontribusi secara efektif dalam masyarakat yang terus berkembang.

Daftar Pustaka

Amir. M.T. (2009). Inovasi Pendidikan melalui model Problem based Learning: Bagaimana Guru Memberdayakan Pembelajaran di Era Pengetahuan. Jakarta: Prenada Media Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun