Mohon tunggu...
KKN unisnu XIV sirahan1
KKN unisnu XIV sirahan1 Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

KKN UNISNU JEPARA angkatan XIV 2023 di desa sirahan, kec. cluwak, kab. Pati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arti Hari Ibu Menjadi Berdaya

14 Januari 2022   06:16 Diperbarui: 14 Januari 2022   06:18 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nur kholisoh

Mahasiswa komunikasi penyiaran islam

Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. 

Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, dimana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba memasak dan memakai kebaya. (Wikipedia)

Ada beberapa fakta yang tergambar di Hari Ibu. Zaman yang dilakoni oleh generasi milenial saat ini merespons dengan euforia yang direalisasikan dengan beraneka bingkisan untuk ibu yang dijadikan ajang eksistensi di dunia maya dengan narasi puitis tentang Ibu. Ada juga yang antusias meramaikannya dengan perayaan dan perlombaan yang bernuansa ibu.

Dalam peringatan biasanya dilakukan dengan membebastugaskan ibu dari tugas sehari-hari yang dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak dan urusan rumah tangga lainnya. 

Jika perayaan hari Ibu hanya sebatas itu, maka setiap hari pun kita bisa melakukan peringatan hari Ibu tanpa harus ada hari ibu nasional, meskipun sebenarnya sah-sah saja sebagai bentuk pengekspresian kasih sayang kepada seorang ibu, namun makna ini menjadi melenceng dari maksud awal digagasnya hari ibu di Indonesia. 

Sekarang ini, banyak perempuan aktif dengan kegiatan sosial dan juga pekerjaannya, seiring dengan meningkatnya pengalaman, ilmu dan pendidikan yang ditempuhnya, kegiatan perempuan masa kini tidak lagi hanya sebatas dapur, sumur dan kasur seperti istilah orang tua zaman dahulu. 

Mereka mulai mengembangkan kiprah sesuai dengan passionnya, sesuai dengan bidang yang ingin ditekuninya, namun tentu saja dengan tidak melupakan perannya sebagai perempuan, baik sebagai isteri ataupun sebagai ibu yang kegiatannya ini tidak mengesampingkan kewajibannya, dan tentu juga harus mendapat dukungan penuh dari keluarga, suami dan anak-anaknya. 

Perempuan mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan laki-laki, perempuan bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang sama, perempuan juga bisa berbagi peran, jika di rumah dia bisa menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya dan menjadi seorang isteri bagi suaminya, dalam pekerjaannya dia bisa menjadi pemimpin, karyawan atau apa saja, bahkan terkadang pekerjaan keras yang membutuhkan tenaga laki-laki pun bisa dijalaninya.

Ucapan NS ketika ditanya lebih memilih mana antara seorang jurnalis atau ibu rumah tangga oleh DC dalam sebuah acara televisi, beliau menjawab dengan tegas, Kenapa sih perempuan harus disuruh memilih, bukankah kita bisa mendapatkan keduanya, pertanyaan itu sejak awal sudah menempatkan posisi perempuan seolah-olah tak berdaya.

Dulu R.A Kartini jika saja tidak memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, mungkin keadaan perempuan masa kini juga tidak jauh berbeda nasibnya dengan perempuan dahulu, mungkin kaum perempuan masih akan dipandang sebelah mata oleh kaum laki-laki, perempuan kala itu dianggap tidak berdaya, tidak ada kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.

Sebagai seorang Perempuan sekurang-kurangnya punya empat peran, yakni mengelola, mendidik, memelihara dan mengasuh. dari keempat hal tersebut, berarti perempuan itu serba bisa, karena itu adalah porsi terbesar dalam kehidupan manusia. Harus diakui bahwa dalam diri perempuan ada kendala tetapi di dalam hambatan yang melekat dalam dirinya, perempuan mempunyai kehebatan dan keunggulan dalam bidang keempat hal diatas. Oleh Karena itu seberat apapun tugas perempuan, ia pasti bisa. Syaratnya, harus berusaha atau berikhtiar.

Dalam memperingati hari Ibu kali ini, untuk para perempuan, mari kita kembalikan makna hari Ibu yang dulu digagas oleh para perempuan tangguh sebelum kita, mari kita memantaskan diri untuk bisa berdaya, gali potensi diri untuk bisa bersaing dalam kebaikan, buka diri untuk menambah ilmu, terus belajar dan juga menambah wawasan, hal ini dilakukan bukan hanya untuk mengejar prestasi dalam berkiprah di masyarakat tetapi juga kemanfaatannya dan pasti akan terpakai untuk mendidik anak-anak yang memang sudah menjadi tugas ibu sebagai madrasah pertama dalam kehidupan anak-anaknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun