Virus corona pertama kali di umumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir bulan Desember 2019. Saat ini virus tersebut sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Negara Indonesia. Seluruh Negara berupaya meminimalisir penyebaran virus Covid-19 dimana penularannya lewat antar manusia dengan manusia yang lain melalui bersin, air liur, batuk, bahkan berbicara.Â
Virus yang menular ini tidak aktif jika terpapar sinar ultraviolet/ sinar matahari dan suhu panas yang tinggi serta disinfektan yang bersifat larut lemak, seperti etanol, klorin, asam peroksi asetat dan klorofom. Virus corona akan berkembang biak di dalam tubuh manusia dengan muncul adanya gejala penyakit seperti demam, batuk kering, kelelahan diperkirakan berkisar selama 1 hingga 14 hari.Â
Selama daya tahan tubuh seorang yang terinfeksi cukup, maka bisa jadi virus Covid-19 akan mati dengan sendirinya. Sampai saat ini pemerintah belum menemukan obat antivirus yang spesifik untuk terapi covid-19.
Sehingga upaya pemerintah yang dapat di lakukan yaitu dengan upaya pencegahan penyebaran virus dengan mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, menghindari menyentuh area muka, jika bersin dan batuk lebih baik di tutupi dengan lengan atas atau sapu tangan sendiri, menghindari kerumunan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)/ gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS). Tidak hanya hal-hal tadi saja, upaya pemerintah untuk meminimalisir menyebarnya virus corona yaitu dengan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum yang banyak di kunjungi orang.
Disinfektan yaitu termasuk senyawa kimia yang bersifat toxic dan memiliki kemampuan membunuh bakteri atau mikroorganisme di benda-benda sekitar. Disinfektan tidak disarankan digunakan pada kulit maupun seliput lendir, karena berisiko mengiritasi kulit dan bisa menyebabkan kanker.
Banyak masyarakat meminta kepada pemerintah untuk menyemprotkan disinfektan di perumahan dan kantor-kantor mereka. Tapi perlu di ketahui, bahwa disinfektan ini mempunyai dampak kesehatan seperti menimbulkan bau dan mengiritasi tangan bahkan mengganggu pernapasan manusia.Â
Agar penyemprotan disinfektan ini efektif biasanya petugas di wajibkan mencuci tangan terlebih dahulu sampai bersih, menggunakan sarung tangan dan menggunakan pakaian khusus untuk melindungi tubuhnya. Lagipula, disinfektan ini bukanlah segalanya, prosesnya mungkin dapat selesai dalam satu jam.Â
Akan tetapi residu (sisa cairan kimia) bisa menimbulkan dampak lain. Sebab sumber penyakit yang di alami seseorang kita tidak pernah tahu, bisa jadi masalahnya ada pada diri kita sendiri yang terlihat sehat atau sedang sakit atau pura-pura sehat tetapi ternyata di dalam tubuh kita ada agen penyakit yang bisa menular ke orang lain.
Sebagai antisipasi virus corona dan membantu pemerintah, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang melakukan penyemprotan disinfektan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020 yang di laksanakan di tempat ibadah yaitu Mushola Al-Karomah Gang Tambak II Bandarharjo.Â
Penyemprotan disinfektan di lakukan guna untuk mencegah penularan virus corona serta memutus rantai penyebarannya. Tidak hanya itu, penyemprotan ini dilaksanakan agar masyarakat sadar kalau kondisi pandemic covid-19 sekarang tidak boleh dilupakan begitu saja karena sangat penting kita menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara penyemprotan langsung terhadap permukaan/ benda yang sering disentuh dan beberapa area Mushola Al-Karomah, menggunakan disinfektan. Pelaksanaannya penyemprotan disinfeksi di beberapa area mushola Al-Karomah masih sesuai dengan Protokol/ Pedoman Disinfeksi dalam Pencegahan Penularan Covid-19.
Agar tidak keliru dalam menyemprotkan cairan disinfektan, kita dapat mengikuti panduan bagaimana cara menggunakan disinfektan yang benar:
- Memakai sarung tangan sekali pakai sebelum membersihkan dan menggunakan cairan disinfektan. Sarung tangan ini berfungis untuk mencegah iritasi pada kulit.
- Bersihkan permukaan benda menggunakan sabun dan air terlebih dahulu, lalu semprotkan cairan disinfektan. Membersihkan dengan sabun dan air membantu mengurangi kuman atau bakteri dan kotoran seperti debu, lumpur dipermukaan benda.
- Lakukan pembersihan secara rutin ke permukaan benda yang sering di sentuh di tempat umum
- Setelah selesai proses penyemprotan disinfektannya, lepas sarung tangan kemudian mencuci tangan yang benar terlebih dahulu menggunakan sabun dan air mengalir minimal selama 20 detik
- Usahakan mengurangi kontak langsung cairan disinfektan ke tubuh kita. Â
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan untuk tidak menyemprotkan disinfektan secara langsung ke tubuh atau pakaian manusia. Hal itu karena menyemprotkan disinfektan pada tubuh seseorang tidak akan membunuh virus yang sudah masuk ke tubuh. Menyemprot bahan-bahan kimi seperti tiu membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lender, contohnya: mata dan mulut.Â
Bahan- bahan kimia yang dimaksud ialah alcohol atau klorin hanya bisa memusnahkan virus atau bakteri pada permukaan benda. Pemerintah juga menyebutkan larutan disinfektan ini hanya bisa memberihkan permukaan benda yang berpotensi terdapat banyak virus atau bakteri atau mikroorganisme dan tidak di anjurkan untuk menyemprotkan ke tubuh manusia atau pakaian manusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H