Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar agar terjadi kesesuaian atara hasil yang diperoleh sekarang dengan hasil yang diharapkan.
Dalam perkembangannya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikirm dan keyakinan termasuk kejiwaan yang berpusat di otak juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Menurut penelitian bahwa tahap-tahap perkembangan individu atau pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata (Schemas) yaitu kumpulan dari skema-skema. Skema berkembang secara kronologis sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian seorang individu lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil.
Pemantauan kognitif (cognitive monitoring) adalah proses pencatatan hal-hal yang sedang dikerjakan, apa yang akan dikerjakan kemudian, dan seberapa efektif kegiatan mental tersebut berkembang. Pemantauan kognisi selain untuk memahami dan memecahkan masalah sosial, juga penting dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan aspek non sosial dari inteligensi.
Orang tua, guru, dan teman sebaya dapat menjadi sumber yang efektif untuk meningkatkan pemantauan kognitif remaja. Pengajaran timbal balik adalah strategi pengajaran yang semakin banyak dipakai. Sedangkan Pemrosesan informasi sosial memusatkan perhatian pada cara seseorang menggunakan proses kognitifnya, seperti perhatian, persepsi, ingatan, pemikiran, penalaran, harapan dan seterusnya untuk memahami dunia sosial mereka.
Berkaitan erat dengan keterampilan pengambilan keputusan yang tepat adalah berpikir kritis. Berpikir kritis meliputi kemampuan seseorang untuk memahami makna yang mendalam dari suatu masalah, keterbukaan pikiran terhadap berbagai pendekatan atau pandangan yang berbeda, dan menentukan sendiri hal yang diyakininya. Agar pemikiran kritis dapat berkembang secara efektif, dibutuhkan dasar yang kuat dalam hal keterampilan dan pengetahuan dasar di masa kanak-kanak.
Menurut Piaget, intelegensi terditri dari tiga aspek, yaitu:
- Struktur (Scheme)
- Isi (Content): pola tingkah laku spesifik ketika individu menghadapi masalah.
- Fungsi (Fungtion). Dua macam fungsi invariant:
- Organisasi: kecapkapan seseorang dalam menyusun proses-proses fisik dan psikis dalam bentuk system-sistem yang saling berhubungan.
- Adaptasi: penyesuaian diri indivdu terhadap lingkungannya. Proses terjadi adaptasi Dari skemata telah terbentuk dengan stimulus baru yang dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Asimilasi: proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah terbentuk/proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk mengatasi masalah dalam lingkungannya.
- Akomodasi: proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung/proses perubahan respons individu terhadap stimuli lingkungan.
Dalam struktur kognitif setiap individu pasti ada keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi. Keseimbangan ini agar dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan yang terdapat pada stimulus-stimulus yang dihadapi. Pada dasarnya pekembangan kognitif adalah perubahan dari keseimbangan yang dimiliki keseimbangan baru yang diperolehnya. Piaget mengindentifikasi empat factor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan anak, yaitu:
- Kematangan
- Pengalaman fisik/lingkungan
- Transmisi social
- Equilibrium : Mekanisme yang diajukan piaget untuk menjelaskan cara anak berpindah dari satu tahap berpikir ke tahap berikutnya. Perpindahan terjadi ketika anak mengalami konflik kognitif atau ketidakseimbangan. Akhirnya, anak menyelesaikan konflik dan mencapai keseimbangan atau equilibrium pikiran.
Â
Dalam konsep problem solving, terdapat proses penalaran induktif dan deduktif. Penalaran induktif bekerja pada penalaran umum ke khusus. Penalran deduktif sebaliknya. Selain itu, induktif digunakan sebagai logika penemuan ilmiah. Dan deduktif digunakan sebagai logika argumentasi. Keduanya mampu bekerjasama dalam proses bersamaan dalam ilmu empirik.
Dalam kehidupan sehari – hari kita bisa melihat beberapa hal yang erlu diperhatikan:
- Dialog penalaran yaitu komponen dari dialog argumentatif yang berupa:tuntunan permintaan atas kebenaran, sangkalan, dan sebagainya.
- Reifikasi yaitu suatu ide yang menganggap bahwa ide itu nyata ketika ide tersebut bersifat hipotesis atau metafora
- Argumen Ad Hominen yaitu argumen – argumen yang menyerang karakter seseorang dan bukan argumennya.