Â
Pendekatan Lain: Belajar Kognitif
Selain itu, teori ini agaknya memerlukan pendekatan yang lebih luas untuk mendefinisikan perilaku. Pendekatan tersebut melalui penggalian potensi suatu daerah untuk mendapatkan penanaman perilaku ideal yang diinginkan.Penerapan teori ini kurang mampu mencakup keseluruhan karakteristik personal. Generalisasi yang diambil tidak berpedoman pada kebutuhan. Maka untuk mengisi kekurangan tersebut bisa dilengkapi melalui pembahasan belajar kognitif, terutama pada problem solving. Teori ini lebih pada menjelaskan proses manusia mengapa dia menyadari, bergerak, melakukan sesuatu, dan sebagainya. Dengan melihat proses, kita tentu bisa mengevaluasi langkah yang sudah kita lakukan. Tujuannya mampu terbantu dalam perkembangan kepribadian dan kemampuan, mengetahui potensi, saiap saja yang berpengaruh pada pribadi dan yang berpengaruh masa lalu: teman, lingkungan dan sebaginya Dalam pemrosesan informasi, sering terjadi permasalahan yang tak terduga maupun yang terduga. Kognitif manusia yang terbatas membuat mereka sulit untuk menginterpretasi keadaan lingkungan, diri, maupun situasi dalam kehidupannya. Maka, Problem Solving (pemecahan masalah) adlah kunci untuk mengatasi hal tersebut.
Dengan berbagai metode pemecahan, diharapkan masnusia akan mampu mempresentasi pengetahuan, memori, pencitraan, sensasi, atensi, kesadran, dan sebagainya. Problem Solving bekerja melalu pendekatan dengan cara problem identifikasi untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.
Selain itu, langkah – langkah pemecahan masalah mampu menjelaskan bagaimana suatu permaslahan dapat diselesaikan dengan kognitif manusia tentunya. Sehingga akan ditemukan langkah ideal untuk membuat suatu kesimpulan yang akan berguna untuk mendefinisikan atau menginterpretasi makna yang terkandung dalam sebuah informasi.
Â
Problem Solving Perpektif Belajar Kognititf
Berbicara tetang memori berarti berbicara sesuatu yag sangat dekat dalam kehidupan keseharian manusia. Tanpa disadari oleh mausia, mereka telah menjalani suatu proses yang sangat rumit tentang sesuatu yang berhubunga dengan memori atau yang biasa disebut sebagai ingatan. Segala sesuatu yang dijalankan oleh manusia sangat mungkin pasti disertai dengan kerjanya memori pada diri setiap manusia. Memori tersebut dapat berupa memori jangtak pendek (Short Term Memory), memori jangka panjang (Long Term Memori), maupun jenis-jenis memori yang lebih rumit lainnya.
Dalam kajian Psikologi, memori dikaji akan kaitannya dengan proses kognitif yang ada pada diri manusia. Sedangkan kognisi adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Dalam hal ini, memori berperan dalam menyimpan informasi yang diperoleh dari proses mencari pengetahuan diatas.
Problem Solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem Solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com)
Pemecahan masalah oleh Evans (1991) didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan pengubahan kondisi sekarang (present state) menuju kepada situasi yang diharapkan (future state atau desired goal). Sedangkan menurut Hunsaker, pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005).