Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerawang Peluang "Bintang Lokal" untuk Pilpres 2024

24 Februari 2020   22:40 Diperbarui: 24 Februari 2020   22:43 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri Rismaharini

Risma, begitu biasa disapa, persis berada di bawah Ganjar Pranowo dalam urutan kandidat capres 2024 versi survei Indo Barometer. Risma yang juga kader PDI Perjuangan ini makin moncer setelah menjadi Wali Kota Surabaya. Banyak prestasi yang didapatkan Risma atau Surabaya.

Salah satu prestasi Risma adalah pada tahun 2013 dinobatkan masuk dalam 10 besar perempuan inspiratif dunia oleh majalah Forbes. Jika PDI Perjuangan kembali mengajukan kader sendiri untuk Pilpres 2024, maka Risma pun berpeluang menjadi calon. Apalagi, dalam sebuah kesempatan, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri juga memberi penilaian positif pada Risma sebagai perempuan yang cerewet.

Peluang Risma untuk menjadi calon presiden di 2024 akan makin terbuka jika dirinya maju di Pilkada DKI Jakarta 2022 dan menjadi pemenang. Jika menjadi gubernur DKI Jakarta, kerja cepat Risma akan lebih mendapatkan sorotan, mengingat Jakarta masih menjadi magnet pemberitaan. Ketika dia bisa menjadi gubernur dengan kerja cepat dan sering disorot, elektabilitasnya akan naik luar biasa. Dia bisa mengulangi pencapaian Jokowi, yakni sebentar jadi gubernur kemudian nyapres.

Potensi Risma untuk maju di Pilkada DKI cukup besar. Apalagi pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Risma sebenarnya menjadi salah satu kandidat dari PDI Perjuangan untuk maju kontestasi. Namun, maju tidaknya Risma di DKI juga akan tergantung dengan pilihan politik PDI Perjuangan.

Khofifah Indar Parawansa

Dari empat "bintang lokal", Gubernur Jawa Timur Khofifah bisa dikatakan paling "senior" di dunia politik. Namanya sudah disorot di masa akhir pemerintahan Presiden Soeharto.Khofifah yang saat itu adalah anggota DPR RI dari PPP dikenal sangat vokal. Setelah reformasi, Khofifah memutuskan pindah ke PKB.

Dia juga dua kali menjadi menteri, yakni Menteri Pemberdayaan Perempuan di masa Presiden Gus Dur dan Menteri Sosial di masa Presiden Jokowi. Khofifah juga kenyang dengan kompetisi pemilihan kepala daerah. Sebab, dia tercatat tiga kali mengikuti Pilkada Jawa Timur, di mana dalam pemilihan ketiga, dia berhasil menjadi pemenang.

Tak hanya itu, Khofifah juga sangat dekat dengan NU karena dia adalah Ketua Muslimat NU. Modal Khofifah bisa dikatakan sangat kuat, dari mulai pengalaman politik sampai massa pendukung. Hanya saja memang tinggal parpol mana yang akan meminang Khofifah. Sebab, setahu penulis, saat ini Khofifah bukan kader partai tertentu. Secara historis, mungkin PPP dan PKB yang sangat berpotensi mendorong Khofifah untuk maju.

Ridwan Kamil

Dibanding tiga "bintang lokal" lainnya, mungkin hanya Ridwan Kamil yang tak terlalu kuat bau partai politiknya. Maklum saja, Emil, begitu biasa dia disapa, memang bukan kader parpol. Emil adalah orang profesional yang masuk ke dunia politik pemerintahan. Namun, sekalipun bukan orang parpol, prestasi Emil bisa membuat parpol tergiur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun