Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Takdir Argentina adalah Matahari, Bukan Bintang Bertaburan

4 Agustus 2017   16:11 Diperbarui: 5 Agustus 2017   04:49 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: getty image

Di tahun 1990 an, ada yang namanya Gabriel Batistuta. Dia adalah striker jempolan dan bisa jadi matahari bagi Argentina. Namun, kekuatan Batistuta kalah dahsyat dibandingkan Kempes atau Maradona. Lihat saja bagaimana Batistuta ada di Fiorentina.

Batistuta memang legenda di Fiorentina. Namun, dia tak bisa membawa Fiorentina juara Liga Italia. Bandingkan dengan Maradona yang bisa menyulap Napoli menjadi raksasa di Italia. Bahkan, Maradona ikut andil besar membawa Napoli juara Liga Italia sampai dua kali.

Di Timnas Argentina, Batistuta juga harus berbagi sinar dengan beberapa pemain lain kala itu yang tak kalah mentereng. Misalnya, Diego Simeone, Juan Veron, Ariel Ortega, bahkan Hernan Crespo. Tiga kali Batistuta bermain di piala dunia, tiga kali pula Argentina tak mampu jadi juara.

Kini, matahari Argentina bernama Lionel Messi. Tak usah diragukan lagi jika Messi adalah pemain terbaik dunia saat ini. Saingannya hanya Cristiano Ronaldo. Messi mampu membawa Barcelona juara Liga Champions empat kali, dia mampu menjadi pemain terbaik dunia sampai lima kali.

Pada Piala Dunia 2014, Messi nyaris jadi matahari yang bersinar terang. Dia pun bisa meredupkan pemain lain seperti Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Angel Di Maria. Namun, saat itu, Messi meredup di akhir turnamen. Argentina gagal jadi juara karena kalah 0-1 dari Jerman di final.

Sampaoli dan juga pendahulunya, sepertinya memahami bahwa takdir Argentina adalah menemukan satu matahari, bukan menabur banyak bintang. Karena itu Sampaoli berulang kali ingin membuat Messi sebagai matahari dan yang lain adalah pengeliling agar mendukung Messi jadi matahari sebenarnya bagi Timnas Argentina.

Sebab, jika mengacu pada fakta, Argentina jelas memiliki banyak bintang. Di lini depan saja, Argentina memiliki Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Mauro Icardi, Paulo Dybala. Di tengah Argentina memiliki Javier Mascherano, Angel Di Maria, Ever Banega, Lucas Biglia. Jadi Argentina memang sudah memiliki bertabur bintang. Tapi mereka membutuhkan satu matahari. Apakah Messi akan menjadi matahari sebenarnya bagi Argentina seperti Kempes di tahun 1978 dan Maradona di tahun 1986. Kita tunggu saja Piala Dunia 2018, yang bisa jadi piala dunia terakhir bagi Messi. Namun, tugas Messi yang terdekat bukan piala dunia. Dia harus bisa membawa Argentina lolos ke Rusia 2018. Empat laga sisa di kualifikasi Piala Dunia 2018 adalah tantangannya.

Tapi sebentar. Potensi membuat sang matahari Tango goyang bisa saja terjadi. Khususnya jika Mauro Icardi, yang muda dan punya kepemimpinan masuk di skuat Argentina. Ini adalah pertaruhan Sampaoli. Jika Icardi bisa jadi matahari lain di Timnas Argentina, maka potensi matahari kembar akan terjadi. Selain melihat aksi Messi, kita juga bisa menunggu bagaimana nasib Icardi, dan polesan Sampaoli untuk mengatur timnya tak goyah dengan potensi matahari kembar. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun