"Betul sekali," jawabmu santai. Sesantai pernyataan pertama tentang pembahasan pencuri kenangan.
"Kalau begitu, aku rasa kecanggihan teknologi di zaman sekarang juga adalah bagian dari pencuri kenangan. Karena kecanggihan teknologi dengan beragam fitur di dalamnya selau dengan mudah mengubah keadaan, mengubah persepsi, mengubah harapan, bahkan mengubah apapun yang sifatnya paling fundamental dalam diri seseorang. Apalagi sampai saat ini, pencuri kenangan yang lagi renyah jadi pembahasan itu entah berwujud seperti apa. Apakah pencuri itu adalah manusia, hewan, setan, malaikat atau hal-hal lainnya. Begitu kan kira-kira?
"Bisa juga seperti itu," responmu dengan senyum manis seperti baru saja mendapatkan pencerahan.
Kemudian, tanpa aba-aba sebelumnya, kau menutup buku yang halaman belakangnya dicorat-coret untuk membahas contoh tentang pencuri kenangan. Dan, aku terkejut melihat judul yang tertera di cover depan buku itu. Ternyata buku itu adalah novel dengan judul "Pencuri Kenangan yang Sedang Dicari Polisi".
Aku tertawa lepas. Apalagi saat mengingat pertama kali kau mengeluarkan buku itu. Entah sengaja atau tidak, buku itu kau keluarkan dalam keadaan terbalik. Lalu pembahasan tentang pencuri kenangan dimulai dengan contoh yang ditulis di halaman belakang. Seolah menjadi jawaban dari seluruh isi novel. Mungkin seperti itu.
Aku mengangkat dan menimang-nimang buku itu. Beberapa kali mencium lembaran-lembaran di dalamnya.
"Berarti, secara tidak langsung kita telah menangkap pencuri kenangan itu yang mungkin masih menjadi pertanyaan dalam novel ini," kataku dengan penuh percaya diri.
"Betul, tapi yang kita tangkap masih salah satunya. Bukankah masih banyak pencuri kenangan lainnya yang belum ditemukan?" Tanyamu lalu bersiap-siap pulang.
"Oh iya," jawabku santai sambil juga bersiap-siap untuk pulang.
Sedangkan malam, sebentar lagi akan menjadi dini hari. Waktu di mana kejahatan banyak dilakukan dalam berbagai keadaan, dan waktu yang sebenarnya banyak mengandung istijabah dalam proses pendekatan pada Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H