Mohon tunggu...
Kholifatul Rosidah
Kholifatul Rosidah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

sedang menyukai katak 0_0

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuan Penipu

31 Oktober 2023   11:39 Diperbarui: 1 November 2023   17:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Kholifatul Rosidah 

Raut senang itu tampak enak dipandang

Gadis jelita sedang berbunga-bunga

Mendengar kata-kata yang memabukkan

Dari seorang Tuan tanpa nama

Dari tatapnya ia memuja

Dari mulutnya tak henti merayu

Katanya ia segalanya

Semakin pandai saja si tuan tanpa nama

Membuat gadis itu mabuk kepayang

Esoknya ia membawa bunga mawar

“Tak ada sekelopakpun yang menandingi keelokkanmu

dan tak ada tercium harumnya melebihi harummu”,

ujar tuan tanpa nama dengan tatapan memuja

Sang gadis tersipu malu

Mengulurkan tangan menerima bunga mawar

Ia tersenyum sangat bahagia

Mendekap bunga memupuk asa

Semakin percaya memiliki takdir yang sama

Esoknya ia membawa cokelat

“ Tidaklah manis rasanya melebihi manisnya senyummu

Dan tidakkah ada artinya jikalau bukan untukmu”,

ujar tuan tanpa nama sambil mengedipkan mata

Sang gadis berdebar bukan kepalang

Mengambil cokelatnya dengan riang

Tak perlu diragukan lagi

Pasti inilah kehendak semesta

Esoknya ia membawa boneka

“Tak pernah kutemui sesuatu yang begitu menggemaskan,

ternyata terdapat pada tingkahmu”

ujar si tuan sambil tersenyum

Sigadis sudah mencapai batasnya

Ia benar-benar merasakan euforia

Benar-benar terlena

Ia terlupa, mereka belum saling tahu nama

Ia bertekad besok akan bertanya

Ya, harus bertanya

Hari ini ia datang lebih awal

Ditempat mereka biasa bertemu

Beberapa waktu telah berlalu

Si tuan tak kunjung tampak juga

Dimana si tuan?

Si gadis tetap menunggu

Si tuan tak kunjung juga nampak

Apa boleh buat? ia memutuskan pulang

Memulai melangkahnya dengan lesu

Sambil menyimpan rasa rindu

Tiba diperempatan

Ia melihat si tuan di kejauhan

Membawa mawar yang menawan

Tersenyum menatap gadis kemeja biru

Si gadis jelita melihat lebih dekat

Dan benar si tuan tanpa nama

Melangkah memeluk gadis kemeja biru

Sambil berbisik “aku merindukanmu”

Seketika, mendung menaungi si gadis jelita

Ia diam membisu

Meratapi rasa yang kala itu

Rasa yang palsu

Dari si tuan penipu

Tulungagung, 31 Oktober 2023

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun