Mohon tunggu...
Kholifatul Janah
Kholifatul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis adalah salah satu bentuk curahan hati

Saya cenderung aktif dan selalu berpikir apa yang harus saya lakukan untuk menunjang skill saya agar memudahkan mencari pekerjaan. Saya memiliki hobi menulis seperti cerpen, artikel, ataupun diary. Topik bacaan yang saya sukai mengenai kehidupan sukses seseorang, karena cerita itu bisa memberikan efek motivasi kepada pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Ini Tidak Seindah yang Dibayangkan (Bagian 2)

26 Januari 2023   11:49 Diperbarui: 26 Januari 2023   11:57 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendengar infonya aku mulai mencari mereka diseberang jalan, yah akhirnya nereka ketemu. "Hai dek" sapaku sambil tersenyum. Mereka menghampiriku dengan tersenyum dan tak lupa membawa koran yang mereka jual, "hai kak, kok aku enggak pernah lihat kakak lagi sih. 

Nih aku kasih kakak koran dan gratis loh". Dia sosok gadis ceria, cantik, lucu, penuh semangat seakan dia adalah orang yang paling bahagia di dunia. Sudah cukup hidupnya bersama kakak laki-lakinya, mereka berdua tidak bersekolah karena tidak memiliki biaya, mereka hidup hanya dengan kekuatan keduanya, mereka saling memberi semangat satu sama lain, dan yang membuatku lebih terharu ternyata masih banyak orang di dunia yang baik terkadang aku melihat banyak juga yang memberi mereka bantuan baik dari lingkungan mereka berjualan ataupun orang dari luar yang tidak sengaja melihat mereka.

Aku tidak pernah bertanya kenapa mereka bisa hidup dijalanan, daripada harus bertanya lebih baik menunggu mereka bercerita sendiri. Menurutku pertanyaan seperti itu pertanyaan yang sensitive dan aku juga tidak mau merubah kebahagiaan mereka dengan satu pertanyaan yang bisa membuat mereka ingat semua masalah yang mereka alami.

Aku mulai tersadar dunia ini memang kejam tidak ada satupun orang yang tidak memiliki masalah. Entah masalah itu berat atau tidak pastinya Tuhan sudah mengukur kekuatan setiap hamba. Masih banyak orang diluar sana yang kesulitan seharusnya aku tidak mengeluh karena aku masih kuat bekerja dan kinerjaku juga baik.

Kesadaran mulai menghinggapi otakku dan berbalik ke masa lalu, apa yang pernah aku lakukan sehingga aku bisa bertindak sejauh ini, mungkin dengan kematian akan merubah segalanya. Terkadang kematian bukan satu-satunya jalan terbaik, kematian hanya mengelabui manusia karena mereka ingin masalah yang menghinggapi mulai hilang.

Saat aku libur dari tempat aku bekerja, daripada harus berdiam diri sendiri aku menghampiri mereka berniat mengajak mereka untuk makan karena hari ini gajian pertamaku jadi aku tidak mau menikmati sendiri. "Hai dek, kakak bantu jualan yaa setelah itu kita pergi makan bertiga, gimana?" kataku, "yeay boleh kak, akhirnya aku sama kakakku merasakan makan di luar" jawabnya bersemangat tanpa beban. 

Satu tetes air mataku terjatuh dengan cepat aku mengusapnya, aku tidak mau menunjukkan rasa sedihku ke mereka, aku yakin mereka tidak mau terlihat menyedihkan. Mereka masih kecil tapi memiliki pikiran yang bijak. Sunggih iri rasanya punya sabar seluas sabar mereka.

Kita bertiga mulai berjualan, berjalan kesana kemari berharap koran cepat habis dan pergi ke tempat makan. "Loh kamu kerja jualan koran juga" tanya seseorang yang sepertinya mengenalku. "Oh kamu, enggak kok aku lagi bantuin mereka jualan supaya cepet habis. Kamu berminat korannya" ternyata dia teman kerjaku. 

"Boleh satu yaa, semoga laris manis" jawabnya sambil mengeluarkan uang. "Terima kasih" kataku sambil tersenyum dan menyerahkan korannya. Matahari sudah terik tinggal satu lagi koran yang belum terjual, "boleh beli korannya" tanya seorang laki-laki tampan, "tentu saja karena koran ini untuk dijual" jawabku sambil menyerahkan korannya, aku menjawab lagi "terima kasih". Akhirnya koran terjual habis dan aku menghampiri mereka.

"Dek ini jualannya udah habis ayo kita cari makan" kataku sambil menyerahkan uang hasil penjualan koran tadi. "Terima kasih kak sudah membantu kami" kata kakak gadis ceria itu, aku yang mendengar suaranya  tersenyum "sama-sama kalau butuh bantuan kalian bisa cari kakak yaa jangan sungkan dan kamu jaga adik kamu dengan baik kalian berdua salah satu motivasi kakak untuk bisa berdiri tegak sampai sekarang". "Kami sangat berterima kasih kak" kata mereka lagi. Aku terharu mereka masih kecil tapi pintar dan sopan serta sangat menghargai orang yang ada disekeliling mereka.

Kami berjalan bersama kemudian menaiki angkot untuk menuju rumah makan yang mereka inginkan. Mereka berkata ingin makan ayam goreng jadi kubawa mereka ke KFC supaya mereka bisa merasakan suasana makan disana sama seperti anak seumuran mereka. 

Tanpa tersadar kami sudah sampai di tujuan, kami turun dari angkot dan mulai memasuki tempat makan tersebut. Selang beberapa menit kita memesan, makanan sudah sampai. Mereka sangat ceria dan terus mengucapkan terima kasih jadi aku berkata "udah yaa sama-sama, kalian pasti lapar jadi cepat dimakan okee" senyum terus terlihat dari pipi kita bertiga. Rasanya setelah sekian lama aku merasakan perasaan senang ini. Berkumpul dengan mereka sudah membuatku melupakan masalah yang ada.

"Kak ini pengganti uang tadi, terima kasih sudah mengajak kita kesini" aku yang terkejut langsung menjawab "enggak perlu diganti dek, anggap aja tadi kakak traktir kalian karena kakak udah bekerja". Kami memutuskan jalan kaki untuk pulang karena mereka ingin merasakan suasana jalan yang tenang ketika malam hari, ditengah-tengah perjalanan tiba-tiba Arya yaa namanya Arya kakak dari gadis ceria itu mengeluarkan suara.

"Kami berdua sudah 3 tahun berjualan koran, karena kami ditinggal oleh orang tua kami. Kami tidak tahu kenapa kami ditinggal kami hanya tahu mereka kerja di tempat yang jauh tapi tak pernah mengunjungi kami". Aku yang terkejut akan cerita itu langsung memeluk mereka "hei kalian itu anak yang baik dan cerdas jadi enggak usah ingat-ingat lagi masa lalu kalian. Kalian udah berjuang sejauh ini jadi kalian anak yang hebat. Mungkin ibu sama ayah kalian memang bekerja dan mereka sibuk, mereka pasti mengkhawatirkan kalian jadi jangan sedih lagi oke".

Setelah kejadian semalan aku tidak bisa tidur karena merasa kasihan sama mereka, mulai berpikir apakah aku mengajak mereka tinggal bersama atau mencoba mencari panti asuhan yang baik untuk mereka. Semua keputusan yang di ambil pasti memiliki resiko, ditengah-tengah kepusingan akan pikiranku sendiri tiba-tiba handphone ku berdering dan aku langsung mengangkatnya "halo, selamat kamu naik jabatan. Sekarang kamu akan bekerja di kantor pusat untuk menjadi sekretaris" kata orang dari seberang telepon. 

Aku yang mendengarnya sangat terkejut dan langsung menampar pipiku sendiri (sakit banget rasanya), aku berguman sendiri seakan ini bohongan. "Halo, bagaimana jika menyetujui silahkan datang ke kantor pusat" suara terdengar dari seberang telepon, aku terkejut dan menjawab "Pak apakah saya punya salah sehingga dihukum", "kamu tidak punya salah, jika tidak percaya datanglah ke kantor". Mendengar perkataan itu aku menyudahi keterkejutanku dan mulai bersiap-siap.

Sesampainya di kantor aku langsung disuruh masuk, disana aku melihat beberapa orang yang terlihat rapi. Aku benar-benar terkejut, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sungguh seakan seperti mimpi. Pundakku ditepuk oleh seseorang dan berkata "selamat bergabung di perusahaan kami". Aku terkejut saat melihatnya, seperti orang yang tidak asing, ah iya aku ingat dia laki-laki tampan yang membeli koran tiga hari lalu. 

Aku menjabat tangannya sedikit kikuk tapi aku senang. Setelah penanda tanganan kontrak, aku ke toko makanan dan membelikan makanan untuk Arya dan gadis ceria. "Ini makanan untuk kalian berdua karena hari ini kakak sangat senang" kataku tanpa menyadari ada satu orang lagi disana.

           

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun