Mohon tunggu...
Kholif Diniawati
Kholif Diniawati Mohon Tunggu... Guru - Guru MAN 3 Bantul

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kaos Hangat Ayahku

7 Desember 2023   00:33 Diperbarui: 7 Desember 2023   00:35 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ketika kami sampai ditengah-tengah area persawahan yang sangat luas, tetiba turun hujan yang begitu lebat dan kami tak sempat berteduh karena memang tidak ada tempat berteduh di sekitar kami. Ayah mempercepat mengayuh sepedanya namun belum juga ada tempat berteduh. Hingga setelah beberapa saat baru ada pohon besar yang dibawahnya bisa dipakai untuk berlindung dan Ayah menghentikan sepedanya.

Kaos kami basah kuyup karena air hujan, kulihat adik kedinginan dan bibirnya membiru.

"Ayah, dingin Yah," adikku mulai mengeluh. Ayah juga tampak bingung harus bagaimana karena memang baju adik basah kuyup.Tetiba Ayah membuka jaketnya dan melepas kaos yang dikenakannya, beruntung Ayah pakai jaket tak tembus air. Ayah mengganti kaos Yafi dengan kaos Ayah yang tidak basah. Ayah juga menyuruhku melepas kaos dan memberikan jaketnya untuk kupakai.

"Terus Ayah pakai baju apa Yah?" tanyaku sambil mengganti kaosku dengan jaket Ayah.

"Ayah tidak pakai baju tidak apa apa, Ayah kan Gatot Kaca, Otot Kawat, Tulangnya Besi jadi tahan terhadap air hujan," jawab Ayah sambil tersenyum.

Akhirnya aku dan adikku tidak lagi kedinginan. Tak berapa lama, hujan pun berhenti, Ayah segera mengayuh sepeda pulang ke rumah dengan tanpa mengenakan kaus dan kami memakai kaos dan jaket yang kedodoran milik Ayah, tapi kami hangat dan tidak kedinginan.

Sampai di rumah, ibu tampak khawatir  menunggu-nunggu kami.

"Ya Allah, ini tadi ceritanya bagaimana," tanya Ibu sambil  menahan tawa melihat aku dan adikku memakai kaos dan jaket kedodoran serta melihat Ayah tanpa mengenakan kaos.

"Sudah sudah, sekarang semuanya segera mandi dan nanti ibu gosok pakai minyak kayu putih biar hangat," kata ibu sambil menuntun adikku menuju kamar mandi.

"Kami sudah hangat Bu, serasa dipeluk Ayah, kan pakai kaos dan jaket Ayah,"

 kataku sambil tersenyum. Sebelum masuk kamar mandi aku berbisik kepada Ayah, "Terima kasih Ayah, Ayah memang hebat." kulihat Ayah tidak menjawab dan hanya tersenyum sambil mengacungkan ibu jari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun