Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Janji Presiden Prabowo Memberantas Kejahatan Korupsi

15 Desember 2024   18:09 Diperbarui: 15 Desember 2024   18:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang menggerogoti fondasi moral, sosial, dan ekonomi bangsa Indonesia. Praktik ini tidak hanya telah menciptakan ketimpangan sosial, tetapi juga menghambat pembangunan serta melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.

Untuk memberantas praktik lancung  ini, Presiden Prabowo Subianto bertekad menunjukkan komitmenya membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Hal itu setidaknya dapat dibaca dari sejumlah pesan tegas Presiden Prabowo dan juga Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, dalam berbagai kesempatan di awal pemerintahan Kabinet Merah Putih ini.

Retret Kabinet: Keteladanan Sebagai Awal

Pada retret Kabinet yang digelar di AKMIL Magelang pada 24-27 Oktober 2024, Presiden Prabowo menyampaikan pesan penting kepada para menteri dan wakilnya. Dengan menggunakan analogi bahwa ikan membusuk dari kepala, Prabowo menegaskan  pemimpin harus menjadi teladan dalam menjaga integritas. Menurutnya, mustahil membangun pemerintahan bersih tanpa keteladanan dari para pemimpin.

Presiden Prabowo menyampaikan komitmen dirinya untuk menunjukkan perilaku antikorupsi. Ia juga meminta anggota kabinet yang tidak mampu menjaga  integritas atau lebih mementingkan kepentingan pribadi untuk mengundurkan diri. Pesan tersebut  menegaskan prioritas pemerintahan Prabowo terhadap nilai-nilai integritas, yang kita tahu pudar saat negeri ini dipimpin oleh Jokowi.

Kesejahteraan Rakyat Sebagai Sasaran Utama

Dalam pidatonya pada peringatan HUT ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 4 Desember 2024, Presiden Prabowo menekankan pentingnya pemerintahan yang  bersih untuk mencapai kesejahteraan rakyat. "Sejarah mengajarkan kita bahwa pemerintahan korup tidak mampu membawa kemakmuran bagi rakyat," ujarnya.

Prabowo juga menegaskan bahwa uang negara yang berasal dari pajak dan retribusi rakyat. Oleh karenanya  harus dikelola secara bertanggung jawab. Presiden  memperingatkan bahwa kegagalan untuk setia kepada rakyat akan berdampak buruk bagi kemajuan bangsa.

Teguran Tegas pada HUT ke-60 Partai Golkar

Pada peringatan HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Kamis malam, 12 Desember 2024, Presiden Prabowo kembali menyoroti pentingnya integritas dalam pemerintahan. Ia menegaskan agar tidak ada esprit de corps yang salah arah di lembaga pemerintah, dengan  melindungi pelaku kesalahan, seperti prilaku koruptif, hanya demi loyalitas kelompok.

Presiden menyatakan bahwa dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming telah bersumpah di hadapan Tuhan untuk menegakkan UUD 1945. Oleh karena itu, ia tidak akan ragu bertindak tegas terhadap berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh para pembantunya di pemerintahan. Ia juga memperingatkan kader Partai Gerindra agar tidak terlibat dalam kejahatan korupsi, dalam berbagai modusnya. Prabowo menegaskan, "Jika Anda mengkhianati rakyat, saya akan menjadi orang pertama yang mengambil tindakan terhadap Anda."

Pesan Tegas Menteri Agama

Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, menyampaikan pesan antikorupsi yang kuat dalam acara "Integrity Festival".  Imam Masjid Istiqlal ini  menekankan bahwa korupsi dapat menghancurkan fondasi negara. Salah satu praktik yang disorot adalah permintaan amplop antara pejabat di lingkungan Kementerian Agama. Ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan korupsi yang tidak dapat ditoleransi.

Dengan tegas, ia menyatakan bahwa "darah dari korupsi hanya bisa dicuci oleh api neraka." Sebagai Rektor PTIQ terlama, Prof. Nasaruddin juga mengingatkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam menjalankan tugas, serta menegaskan bahwa pemberantasan korupsi adalah kewajiban moral bagi seluruh masyarakat.

Good Will untuk Membangun Good Governance

Pidato-pidato presiden Prabowo dan Menag  tersebut mencerminkan niat baik dari pemerintahan saat ini untuk membangun tata kelola pemerintahan yang bersih (good governance). Langkah awalnya adalah meminta komitmen moral dari para pejabat untuk tidak korupsi. Pendekatan ini mencerminkan pentingnya kolaborasi antara pemimpin dan bawahan untuk menciptakan sistem yang transparan dan akuntabel.

Tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan korupsi menjadi sangat penting dan mendesak. Sejumlah pengamat menyatakan bahwa maraknya korupsi di Indonesia disebabkan oleh ringannya hukuman bagi pelaku, termasuk pemberian remisi yang tidak memberikan efek jera. Penyair Taufiq Ismail pernah mengungkapkan, "Di KSA koruptor dipotong tangannya, di Cina koruptor dipotong lehernya. Di Indonesia, koruptor dipotong masa tahanannya."

Dalam konteks ini, pesan Presiden dan Menteri Agama mengingatkan bahwa korupsi adalah pengkhianatan terhadap rakyat dan amanah. Ketegasan pemerintah dalam menindak pelaku korupsi menjadi langkah penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat dan membangun sistem pemerintahan yang adil.

 

Integritas sebagai Pilar Utama

Dalam menghadapi tantangan besar pemberantasan korupsi, baik Presiden Prabowo maupun Menteri Agama dinilai ingin menunjukkan konsistensi dalam menjadikan integritas sebagai nilai utama pemerintahan. Peringatan bahwa "darah dari korupsi hanya bisa dicuci oleh api neraka" memberikan pesan moral mendalam bahwa korupsi bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga dosa besar yang merugikan rakyat.

Komitmen untuk menciptakan pemerintahan bersih adalah langkah penting dalam membangun bangsa yang adil dan sejahtera. Dengan keteladanan, pengawasan ketat, dan tindakan tegas, Indonesia diharapkan melangkah menuju masa depan yang lebih baik, di mana rakyat benar-benar menjadi pemegang kekuasaan sejati. Di sisi lain, para koruptor harus enyah dari negeri ini. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun