Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naturalisasi: Kebanggaan Semu dan Euforia Ilusi?

15 September 2024   08:35 Diperbarui: 15 September 2024   08:37 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naturalisasi Pemain Sepak Bola: Menguatkan atau Mengecilkan Identitas Nasional | Jurnalpost 

Euforia Kemenangan Semu 

Kemenangan dengan bantuan pemain naturalisasi sering kali memicu euforia massa yang besar. Namun, ada pandangan kritis yang menyebut bahwa euforia ini sebenarnya merupakan kemenangan semu. Kebanggaan yang muncul tidak sepenuhnya didasarkan pada prestasi pemain lokal yang seharusnya menjadi representasi sejati dari tim nasional. Alih-alih melihat kemenangan sebagai hasil dari kerja keras dan pengembangan sistem sepak bola lokal, masyarakat terjebak dalam ilusi keberhasilan yang disebabkan oleh pemain asing.

Kebanggaan ini bersifat sementara dan bisa menjadi menyesatkan. Pemain naturalisasi mungkin tidak memiliki ikatan emosional yang mendalam dengan negara yang mereka wakili, sehingga ketika mereka pensiun atau tidak lagi bermain untuk tim nasional, rasa keterhubungan antara tim dan masyarakat bisa memudar. Selain itu, kemenangan yang diraih melalui kontribusi pemain naturalisasi bisa mengaburkan masalah struktural dalam pengembangan sepak bola nasional. Masyarakat mungkin teralihkan dari kenyataan bahwa sistem pembinaan pemain muda lokal masih membutuhkan perbaikan yang signifikan untuk dapat bersaing di tingkat internasional.

Strategi Pembinaan yang Jelas dan Terukur 

Strategi naturalisasi mungkin memberikan hasil yang instan dan memperkuat tim nasional dalam jangka pendek, tetapi hal ini tidak boleh dijadikan solusi utama. Negara-negara seperti Qatar, China, dan Filipina telah mengadopsi strategi ini untuk meningkatkan performa mereka, namun tetap ada risiko besar jika strategi ini tidak diimbangi dengan pengembangan pemain lokal. Jika pemain naturalisasi pensiun, tim nasional bisa mengalami penurunan performa yang signifikan. Oleh karena itu, keberhasilan jangka panjang dalam sepak bola memerlukan investasi berkelanjutan dalam pembinaan pemain muda dan pengembangan infrastruktur sepak bola lokal.

Pada akhirnya, naturalisasi pemain sepak bola memberikan dua sisi mata uang yang berlawanan. Di satu sisi, ini bisa memberikan hasil instan dan meningkatkan performa tim nasional. Namun di sisi lain, ini bisa merusak identitas tim, mengurangi kesempatan bagi pemain lokal, dan menciptakan kebanggaan yang tidak autentik. Oleh karena itu, penting bagi PSSI dan masyarakat Indonesia untuk tidak terjebak dalam euforia sesaat, tetapi melihat ke masa depan dengan fokus pada pembangunan jangka panjang yang mengutamakan pembinaan pemain lokal demi keberlanjutan sepak bola Indonesia. Naturalisasi bisa jadi solusi sementara, tetapi investasi pada pemain lokal adalah solusi sejati. Oleh karenanya yang kita butuhkan sesungguhnya model strategi pembinaan dunia sepak bola yang jelas dan terukur. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun