Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menafsir "Raja Jawa" Bahlil

24 Agustus 2024   18:51 Diperbarui: 24 Agustus 2024   18:54 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan Bahlil Lahadalia tentang "Raja Jawa" merupakan contoh yang menarik dari bagaimana bahasa digunakan dalam konteks politik yang kompleks. Melalui analisis sosio-pragmatik, kita dapat melihat bahwa pernyataan ini bukan sekadar candaan, melainkan sebuah komunikasi strategis yang penuh dengan makna sosial dan politik. Begitu juga reaksi masyarakat dan elite politik terhadap pernyataan Bahlil  menunjukkan bagaimana komunikasi politik selalu melibatkan interpretasi yang dipengaruhi oleh konteks sosial dan dinamika kekuasaan.

Dalam politik, kata-kata tidak pernah sekadar apa yang terungkap dan atau terujarkan; kata-kata merupakan alat untuk membentuk persepsi, menguatkan kekuasaan, dan mengarahkan dinamika sosial. Dengan demikian jangan mudah mempercayai begitu saja.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun