Pernyataan Bahlil Lahadalia tentang "Raja Jawa" merupakan contoh yang menarik dari bagaimana bahasa digunakan dalam konteks politik yang kompleks. Melalui analisis sosio-pragmatik, kita dapat melihat bahwa pernyataan ini bukan sekadar candaan, melainkan sebuah komunikasi strategis yang penuh dengan makna sosial dan politik. Begitu juga reaksi masyarakat dan elite politik terhadap pernyataan Bahlil  menunjukkan bagaimana komunikasi politik selalu melibatkan interpretasi yang dipengaruhi oleh konteks sosial dan dinamika kekuasaan.
Dalam politik, kata-kata tidak pernah sekadar apa yang terungkap dan atau terujarkan; kata-kata merupakan alat untuk membentuk persepsi, menguatkan kekuasaan, dan mengarahkan dinamika sosial. Dengan demikian jangan mudah mempercayai begitu saja.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI