Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semiotika Bunuh Diri di Jembatan Layang Cimindi

2 Juli 2024   12:12 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:37 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Bandung Gempar Lihat Pria Gantung Diri dengan Mulut Terlakban di Flyover Cimindi - ERA.ID 

Pada Jumat, 28 Juni 2024, sekitar pukul 06.30 WIB, sebuah insiden tragis terjadi di Jembatan layang (flyover)  Cimindi, Bandung. Seorang pria muda ditemukan tewas mengantung diri. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, tulisan ini berusaha menganalisis berbagai tanda dan simbol yang dapat diidentifikasi di balik tindakan bunuh diri itu dan menafsirkan maknanya. Seperti mafhum, semiotika adalah studi tentang tanda dan makna dalam bahasa dan komunikasi. Dalam konteks ini, kita akan melihat tanda fisik, makna simbolis, dan konteks sosial yang melingkupi peristiwa tersebut.

 

Tanda Fisik

Tanda fisik adalah aspek yang dapat diamati langsung dan memiliki potensi untuk mengungkapkan makna mendalam. Dalam insiden di Jembatan layang Cimindi, terdapat beberapa tanda fisik yang menonjol. Pria tersebut ditemukan meninggal dunia dengan mata dan mulut tertutup menggunakan lakban. Penutupan mata dan mulut ini dapat diartikan sebagai tanda perpisahan dan penutupan komunikasi. Hal ini mungkin mencerminkan keinginan untuk memutuskan semua kontak dengan dunia luar dan mengungkapkan perasaan terasing atau putus asa.

Pemilihan Jembatan layang  Cimindi sebagai lokasi kejadian kemungkin besar bukan kebetulan. Lokasi ini bisa mengandung pesan tersembunyi tentang perasaan individu terhadap tempat tersebut. Jembatan layang , sebagai simbol dari perjalanan dan perlintasan, mungkin mencerminkan perasaan transisi atau ambang antara kehidupan dan kematian.

Pesan wasiat yang ditemukan, yang meminta untuk diantar ke rumah sakit tempat orangtuanya bekerja, menunjukkan perhatian dan perasaan terkait dengan orangtuanya. Ini bisa menjadi cara individu untuk menyampaikan pesan terakhir kepada orang yang dicintai, menunjukkan bahwa meskipun dalam keadaan putus asa, ia masih memikirkan orangtuanya dan ingin mereka tahu di mana menemukan tubuhnya.

 

Makna Simbolis

akna simbolis dalam tindakan bunuh diri ini sangat kompleks dan memerlukan interpretasi mendalam. Seperti yang telah disebutkan, pemilihan Jembatan layang  Cimindi sebagai tempat kejadian memiliki makna simbolis yang mendalam. Mungkin ada hubungan emosional atau kenangan yang terkait dengan lokasi tersebut. Individu tersebut mungkin ingin menyampaikan pesan tentang perasaannya terhadap tempat itu dan peranannya dalam hidupnya, atau ia mungkin ingin agar aksinya segera diketahui oleh khalayak ramai.

Wasiat yang meminta untuk diantar ke rumah sakit tempat orangtuanya bekerja menunjukkan makna yang lebih dalam. Ini bisa mencerminkan rasa tanggung jawab atau perasaan bersalah terhadap orangtuanya. Selain itu, ini mungkin menunjukkan harapan bahwa orangtuanya, melalui pekerjaan mereka di bidang kesehatan, dapat memahami keadaan mentalnya yang memburuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun