Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Antara Joni, 'Refreshing' dan 'Healing'

21 Mei 2024   23:49 Diperbarui: 21 Mei 2024   23:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Tips Mengatasi Kekecewaaan Bagi Caleg yang Gagal di Pemilu 2024 (mediaindonesia.com) 

Saat ini  agaknya terdapat kesalahkaprahan pemahaman pada sebagian besar masyarakat kita terhadap istilah 'healing' dan 'refreshing'. Kedua istilah tersebut dianggap bersinonim sehingga arti atau maknanya seolah-olah sama saja. 'Healing' adalah 'refresing', atau sebaliknya. Padahal kedua istilah tersebut memiliki makna dan konsep yang berbeda jauh.  Esai singkat ini akan membincangkanya.

Kata 'refreshing' berasal dari kata kerja bahasa Inggris 'refresh', yang memiliki akar kata dari bahasa Perancis 'rafrachir'. 'Rafrachir' sendiri berasal dari kata 'frais' yang berarti 'segar' atau 'sejuk'. Jadi, 'refreshing' secara etimologis mengacu pada tindakan menyegarkan kembali atau memulihkan kesegaran.

Secara umum, 'refreshing' dipahami sebagai upaya untuk memulihkan kondisi fisik dan mental agar dapat kembali beraktivitas dengan lebih baik. Hal ini dianggap penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan individu dalam menghadapi tuntutan kehidupan modern yang semakin tinggi.

Dalam praktiknya beberapa bentuk 'refreshing' yang umum dilakukan masyarakat antara lain liburan atau jalan-jalan ke tempat yang menenangkan, seperti pantai, pegunungan, atau tempat wisata lainnya. Betuk refreshing lainnya yakni melakukan hobi atau aktivitas rekreasi yang menyenangkan, seperti olahraga, mendengarkan musik, membaca buku, atau menghabiskan waktu dengan keluarga/teman. Bisa juga melakukan aktivitas relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau spa. Hal ini bertujuan untuk menenangkan pikiran dan memulihkan energi usai mengalami hari-hari kerja yang padat dan melelahkan.

Kemudian kata 'healing' berasal dari kata kerja bahasa Inggris 'heal', yang memiliki akar kata dari bahasa Inggris Kuno 'hlan'. 'Hlan' sendiri berasal dari kata Proto-Jerman 'haila', yang memiliki arti 'menjadi utuh' atau 'menyembuhkan'. Jadi, 'healing' secara etimologis mengacu pada proses penyembuhan atau pemulihan keutuhan/kesehatan. Dengan perkataan lain, konsep 'healing' mengacu pada upaya penyembuhan kesehatan, baik secara fisik, mental, maupun emosional.

Bentuk-bentuk 'healing' antara lain sebagai berikut. Untuk penyembuhan fisik, yaitu proses pemulihan atau peningkatan kondisi kesehatan tubuh setelah mengalami sakit, cedera, atau gangguan kesehatan lainnya. Bentuk healing-nya bisa dilakukan melalui pengobatan medis, terapi, atau perawatan kesehatan lainnya.

Untuk penyembuhan mental, yaitu proses pemulihan atau peningkatan kesehatan mental, seperti mengatasi stres, kecemasan, depresi, atau gangguan psikologis lainnya. Bentuknya  bisa dilakukan melalui konseling, terapi, atau teknik-teknik manajemen stres. Untuk penyembuhan emosional, yaitu proses pemulihan atau peningkatan kesehatan emosional, seperti mengatasi trauma, luka batin, atau masalah emosional lainnya healingnya  bisa dilakukan melalui terapi, konseling, atau berbagai praktik spiritual dan holistik.

Sedangkan untuk penyembuhan yang bersifat holistik, yaitu pendekatan yang memandang manusia secara utuh, mencakup aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual, praktik 'healing' holistiknya dapat melibatkan kombinasi dari berbagai modalitas, seperti pengobatan alternatif, terapi energi, meditasi, dan gaya hidup sehat.

Berdasarkan penjelasan di atas jelaslah secara umum 'healing' dipahami sebagai upaya untuk memulihkan dan meningkatkan kesejahteraan individu secara komprehensif. Hal ini dianggap penting untuk mencapai keseimbangan dan keberdayaan dalam menghadapi tantangan kehidupan. 

Sedangkan 'healing' merujuk pada proses penyembuhan, baik secara fisik, mental, maupun emosional, untuk mengatasi kondisi yang lebih serius seperti sakit, trauma, atau gangguan kesehatan. Tujuannya adalah untuk memulihkan dan meningkatkan kesejahteraan individu secara komprehensif.

Terjadinya pemahaman yang keliru dalam masyarakat ramai terhadap kedua istilah tersebut tentunya tidak boleh dibiarkan. Sebaliknya harus segera diluruskan. Kesalahkaprahan pemahaman antara 'healing' dan 'refreshing' di masyarakat dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Misalnya, Ketika masyarakat beranggapan bahwa 'healing' hanya sebatas 'refreshing', mereka cenderung tidak akan menangani masalah kesehatan yang lebih serius secara komprehensif. Padahal 'healing' membutuhkan pendekatan medis yang lebih sistematis dan professional.

Dampak berikutnya, masyarakat mungkin akan menunda atau mengabaikan untuk mencari perawatan medis atau terapi yang dibutuhkan karena menganggap bahwa 'refreshing' saja sudah cukup untuk mengatasi masalah. Padahal jika tidak dilakukan penanganan yang tepat, masalah kesehatan yang serius, baik fisik maupun mental, dapat semakin memburuk dan sulit untuk disembuhkan. Kemudian dampak buruk secara psikologis dan emosional akibat kegagalan dalam memahami konsep 'healing' yang benar dapat menimbulkan perasaan frustrasi, kekecewaan, dan bahkan keputusasaan pada penderita, yang memperburuk kondisi kesehatannya.

Untuk mengatasi dampak negatif ini, diperlukan upaya edukasi dan peningkatan pemahaman masyarakat tentang perbedaan antara 'healing' dan 'refreshing', serta pentingnya mencari bantuan profesional dalam menangani masalah kesehatan yang serius. Jangan seperti "kisah fiktif" tokoh Joni  di bawah ini.

Sudah jelas secara psikologis Joni didiagnosis stress berat gegara kalah sebagai Caleg dalam kontestasi Pileg tempo hari. Akan tetapi, karena pihak keluarganya menganggap anjuran agar Joni  melakukan 'healing' dan itu  dimaknai sama dengan 'refreshing',  akhirnya diajaklah Joni ke pantai Pangandaran. 

Di sana caleg nomor urut 10 dari Partai Gundal-Gandul ini bukanya menjadi lebih tenang. Sebaliknya dia suka sekali mendatangi kerumunan para pengunjung di tepi Pantai, lantas berpidato berapi-api agar orang-orang tersebut memilih dirinya. Karena dalam pikiranya, kerumunan orang-orang tersebut laiknya para masa bayaran saat dia kampanye. Karuan saja para pengunjung dibuatnya ketakutan dan bubar jalan. Hadeuh.... ***   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun