Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Tiga 'El' Pasca Debat Ketiga Pilpres 2024

11 Januari 2024   09:04 Diperbarui: 11 Januari 2024   09:42 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ganjar Pranowo, calon presiden dengan julukan 'El Chudai', memunculkan kebingungan di kalangan netizen. Meskipun tidak jelas mengapa Ganjar mendapatkan julukan ini, beberapa spekulasi muncul terkait pernyataannya tentang menonton film porno dalam satu video podcast. "Chudai" dalam bahasa Hindi diartikan sebagai hubungan dewasa antara laki-laki dan perempuan, sedangkan ada yang menyebut bahwa itu berasal dari bahasa Jepang 'Choudai' yang berarti panjang atau tahan lama.

Penjulukan "El" pada para calon presiden (capres) seperti "El Chef," "El Gemoy," dan "El Chudai" setelah debat ketiga Pilpres 2024 mungkin memiliki pengaruh terbatas terhadap elektabilitas mereka. Dampaknya akan sangat  tergantung pada bagaimana masyarakat mengartikan dan menerima julukan tersebut.

Adapun pengaruhnya bisa positif jika masyarakat melihatnya sebagai ekspresi kreativitas dan humor dari warganet, yang mungkin tidak secara signifikan mempengaruhi pandangan mereka terhadap kompetensi calon presiden. Namun, penggunaan julukan yang kurang menghormati atau kontroversial dapat merugikan elektabilitas calon presiden terkait.

Dalam banyak kasus, elektabilitas lebih dipengaruhi oleh kinerja dan substansi dalam debat, serta pandangan dan program kerja yang diusung oleh masing-masing calon. Oleh karena itu, sementara julukan "El" bisa menciptakan sorotan sementara, faktor-faktor lain seperti kebijakan, integritas, dan rekam jejak calon akan memiliki dampak yang lebih signifikan pada opini publik dan elektabilitas mereka.

Pemilu 2024 tidak hanya memberikan persaingan politik yang serius, tetapi juga menghadirkan nuansa humor dan kekreatifan dari masyarakat dalam menyikapi peristiwa politik melalui media sosial. Masing-masing julukan mencerminkan karakteristik unik dari masing-masing calon presiden, menjadi bagian dari narasi pilihan rakyat Indonesia dalam menentukan pemimpin negara mereka.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun