El Chef', 'El Gemoy', dan 'El Chudai'.
Pasca debat Capres ketiga pada Pemilu 2024 menyisakan beragam impresi dan perbincangan di kalangan masyarakat Indonesia. Terlebih lagi, netizen di media sosial, khususnya di X (sebelumnya Twitter), memberikan respons unik dengan memberikan julukan spesifik untuk ketiga calon presiden yang berlaga. Tiga "El"Â yang muncul pasca-debat adalah 'Kata 'El' berasal dari bahasa Spanyol yang berarti 'yang,' 'dia,' atau 'si.' Dalam bahasa Spanyol, penggunaan kata 'el' lebih sering terkait dengan klub-klub sepak bola mereka, dimana "El" digunakan sebagai bagian dari julukan yang mengidentifikasi sesuatu atau seseorang secara khas.Â
Beberapa klub terkenal yang dijuluki dengan awalan "El" di dunia sepak bola Spanyol meliputi Real Madrid ("El Real") yang mencerminkan status mewah dan 'kerajaan' klub, FC Barcelona ("El Barca") yang menggambarkan pentingnya klub di dunia sepak bola, dan Sevilla FC ("El Equipo de Nervin") yang merujuk pada sejarah dan lokasi klub di wilayah Nervin di kota Sevilla. Penggunaan "El" dalam julukan ini menambahkan nuansa kebanggaan dan penghormatan, mencerminkan identitas dan keunggulan klub-klub tersebut dalam dunia sepak bola Spanyol.
Boleh jadi karena pengguna twitter pada umumnya anak-anak muda yang juga para pecandu sepak bola dunia, maka di situlah titik temu munculnya penyematan el-kepada para capres yang berkontestasi dalam Pilpres 2024. Atau boleh jadi juga karena terpengaruh oleh penamaan tim sukses Anies-Muhaimin yang menisbatkan dirinya sebagai "TIMNAS AMIN" layaknya sebuah tim sepakbola. Sementara kita tahu  pasangan Ganjar-Mahfud menggunakan nama "Tim Pemenangan Nasional" (TPN) untuk tim kampanyenya, serta pasangan Prabowo-Gibran memilih nama "Tim Kampanye Nasional" (TKN).
1. El Chef: Anies Baswedan
Anies Baswedan, calon presiden nomor urut satu, meraih julukan 'El Chef'. Nama ini diberikan oleh akun Extra Time Indonesia, mengacu pada kemampuan Anies dalam "memasak" argumen capres lain selama debat. Julukan ini bermula dari penampilan impresif Anies dalam debat pertama pada 12 Desember 2023, di mana dia berhasil menyerang lawan-lawannya, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
"Let Him Cook" menjadi frase yang sering dipakai oleh warganet, sebuah ungkapan slang dalam bahasa Inggris yang berarti "biarkan dia memasak". Dalam konteks debat, Anies Baswedan dianggap mampu menyajikan argumen dan serangan dengan baik, sehingga masyarakat memberinya julukan 'El Chef' dengan konotasi positif.
2. El Gemoy: Prabowo Subianto
Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut dua, mendapatkan julukan 'El Gemoy'. 'Gemoy' merujuk pada citra Prabowo sebagai sosok yang gemar berjoget dan bersifat menggemaskan. Sebelumnya, Prabowo dikenal sebagai tokoh yang garang dan berwibawa, terutama sebagai Menteri Pertahanan dan mantan anggota TNI. Namun, kampanye Pilpres 2024 membawa perubahan citra, dan pendukungnya menganggapnya sebagai sesuatu yang menghibur dan lucu.
Julukan 'El Gemoy' pertama kali diperkenalkan oleh akun Extra Time Indonesia, @idxtratime, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai akun penggemar sepakbola. Perubahan citra Prabowo menjadi lebih santai dan bersahaja membuatnya menjadi perbincangan menarik di kalangan warganet.
3. El Chudai: Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo, calon presiden dengan julukan 'El Chudai', memunculkan kebingungan di kalangan netizen. Meskipun tidak jelas mengapa Ganjar mendapatkan julukan ini, beberapa spekulasi muncul terkait pernyataannya tentang menonton film porno dalam satu video podcast. "Chudai" dalam bahasa Hindi diartikan sebagai hubungan dewasa antara laki-laki dan perempuan, sedangkan ada yang menyebut bahwa itu berasal dari bahasa Jepang 'Choudai' yang berarti panjang atau tahan lama.
Penjulukan "El" pada para calon presiden (capres) seperti "El Chef," "El Gemoy," dan "El Chudai" setelah debat ketiga Pilpres 2024 mungkin memiliki pengaruh terbatas terhadap elektabilitas mereka. Dampaknya akan sangat  tergantung pada bagaimana masyarakat mengartikan dan menerima julukan tersebut.
Adapun pengaruhnya bisa positif jika masyarakat melihatnya sebagai ekspresi kreativitas dan humor dari warganet, yang mungkin tidak secara signifikan mempengaruhi pandangan mereka terhadap kompetensi calon presiden. Namun, penggunaan julukan yang kurang menghormati atau kontroversial dapat merugikan elektabilitas calon presiden terkait.
Dalam banyak kasus, elektabilitas lebih dipengaruhi oleh kinerja dan substansi dalam debat, serta pandangan dan program kerja yang diusung oleh masing-masing calon. Oleh karena itu, sementara julukan "El" bisa menciptakan sorotan sementara, faktor-faktor lain seperti kebijakan, integritas, dan rekam jejak calon akan memiliki dampak yang lebih signifikan pada opini publik dan elektabilitas mereka.
Pemilu 2024 tidak hanya memberikan persaingan politik yang serius, tetapi juga menghadirkan nuansa humor dan kekreatifan dari masyarakat dalam menyikapi peristiwa politik melalui media sosial. Masing-masing julukan mencerminkan karakteristik unik dari masing-masing calon presiden, menjadi bagian dari narasi pilihan rakyat Indonesia dalam menentukan pemimpin negara mereka.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H