Gibran, atau siapapun yang hadir langsung pada acara debat, baik sebagai pelaku utama atau penggembira, tidak boleh lupa, apalagi pura-pura lupa,  jika arena debat bukanlah stadion sepak bola yang penontonnya bisa seenaknya berteriak, mengompori kawan atau lawannya dari pinggir lapangan. Semua Tim sukses Paslon harus mengedukasi para jagoanya juga tim hore-nya, bahwasanya arena debat sejatinya ialah pertandingan intelektual, bukan emosional. Pertarungan gagasan, bukan adu pacu emosi atau laku lajak  gas-gasan. Sekecil apapun tindakan provokatif yang dianggap sebagai tantrum dapat merugikan reputasi  dan mengurangi kredibilitas mereka. Selain akan menuai antipati rakyat sebagai calon pemelih.
Sebenarnya,  ketika dalam sebuah perdebatan atau adu argumentasi  secara tidak disadari  terbawa sedikit emosi, merupakan perkara yang manusiawi. Namun pelakunya tentu harus mampu mengontrol dan mengelolanya. Sebab kemampuan mengelolaan emosi inilah  yang akan menjadi salah satu ukuran kematangan seseorang. Dalam konteks prilaku yang ditunjukan oleh Gibran, ia  seperti sedang mengonfirmasi kebenaran pandangan sinis sebagian masyarakat yang menganggap dirinya belum  matang dan terlalu dipaksakan maju menjadi salah satu kontestan dalam Pemilihan Presiden 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU), diharapkan tidak mentolerir pelanggaran seperti yang dilakukan oleh Gibran rakabuming Raka serta memastikan tidak terjadi lagi pada debat-debat Pilpres berikutnya. Oleh karena itu seperti banyak diusukan masyarakat KPU sudah seharusnya memberikan peringatan, baik kepada Gibran maupun tim sukses pasangan Capres-Cawapres larangan melakukan prilaku-prilaku yang tidak terpuji dalam perdebatan. Dengan adanya peringatan tersebut diharapkan akan menjadi pembelajaran bagi semua kandidat untuk menjaga kewibawaan dan etika dalam arena debat capres-cawapres yang merupakan forum terhormat bagi calon pemimpin negeri ini.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI