Aktivitas ini membuka pintu bagi momen-momen yang ceria dan menggemaskan, menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat dengan masyarakat. Pemilih yang merasa terhubung secara emosional cenderung lebih setia dan termotivasi untuk mendukung calon tersebut.
Selanjutnya strategi komunikasi politik "joget gemoy" dianggap sebagai upaya untuk mengubah  citra politiknya yang mungkin terkesan serius dan kaku. Pencitraan ini bertujuan untuk memperlihatkan sisi yang lebih manusiawi dan akrab, mengurangi jarak antara tokoh politik dan masyarakat.Â
Di  era media sosial saat ini, konten visual seperti video joget diakui memiliki potensi besar untuk menjadi viral. Melalui berbagai platform media sosial "joget gemoy" Prabowo dinilai dapat mencapai audiens yang lebih luas dan mendapatkan perhatian positif dari pemilih, terutama dari kalangan muda yang dominan menggunakan media sosial.
Aspek Negatif 'Joget Gemoy'
Meskipun joget gemoy Prabowo dianggap menggemaskan oleh sebagian pemilih, strategi komunikasi politik ini juga dapat menimbulkan kontroversi dan kritik.Â
Beberapa orang mungkin melihatnya hal tersebut sebagai modus upaya untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu substansial atau meremehkan seriusitas politik.
Selanjutnya modus joget-joget dalam konteks komunikasi politik juga dapat dianggap tidak sesuai dengan norma budaya tertentu. Beberapa orang mungkin merasa bahwa keceriaan tersebut tidak relevan atau bahkan tidak pantas dalam ranah politik, terutama jika tidak diiringi oleh pesan politik yang kuat dan substansial.Â
Selain itu, joget gemoy Prabowo bisa saja dinilai sebagai suatu bentuk "gimmick" politik, yaitu strategi yang bersifat sekadar modus atau trik untuk menarik perhatian tanpa memberikan kontribusi substansial dalam penyampaian visi dan misi politik.
Dalam konteks citra diri Prabowo, joget gemoynya bisa juga dinilai merusak persepsi masyarakat yang selama ini bersimpati pada kepribadianya yang tegas, serius serta tanpa kompromi dalam menyikapi berbagai perkeliruan di negeri ini.Â
Masih ingat bagaimana  Prabowo mengebrak-gebrak podium saat kampanye Pilpres 2019? Ya, boleh jadi gegara seringnya Prabowo Subianto bergemoy-ria akan merusak citra dirinya yang serius tersebut di mata sebagian pemilih yang mungkin mengharapkan ketegasan dan keseriusan dalam seorang pemimpin.
Alakulihal, "Joget gemoy" Prabowo Subianto sebagai strategi komunikasi politik  memiliki aspek positif dan negatif yang harus dinilai secara cermat.Â