MATERI KHUTBAH
"MEMPERSIAPKAN KEMATIAN"
Khutbah Pertama
Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah
Kehidupan kita selalu diliputi dengan ketidakpastian. Karena yang pasti sejatinya adalah kematian. Orang yang bijak adalah yang senantiasa mempersiapkan diri akan kematiannya. Hidup ini ibarat, kita sedang berlayar, dan fasenya saat ini adalah sedang bersandar sementara atau transit. Oleh kapten kapal kita diminta untuk turun dulu kepelabuhan atau kedaratan, untuk mencari bekal, selama berlayar selanjutnya dan dipelabuhan akhir tidak ada sumber penghasilan.
Tapi terkadang para penumpang kapal, terlena karena gemerlapnya suasana Pelabuhan yang Bernama dunia ini. Sebagian bahkan lupa sama sekali pesan dari nahkoda kapal tadi, hingga saat dipanggil untuk naik ke kapal sesuai jadwal masing-masing, baru tersadar bahwa belum mengumpulkan apapun untuk dibawa naik kekapal menuju tujuan akhir. Sesal kemudian tiada guna.
Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah
Ilustrasi diatas dapat kita gunakan untuk menganalogi kehidupan dunia ini, disaat kita dilahirkan sebenarnya kita dalam keadaan zero bersih tanpa dosa, dan tanpa amal. Allah memberi kesempatan kita dilahirkan didunia untuk tugas utama sebagai khalifah fil ard. Sebagai pemimpin dibumi, minimal menjadi pemimpin diri sendiri, agar memastikan bahwa kita terkategorikan orang yang tidak rugi, orang yang tidak bangkrut. Mestinya kalau saat lahir dalam keadaan zero (nol), maka harus menghasilkan plus, jangan sampai minus. Kalaupun sekali waktu minus, namun hasil akhir harus dalam keadaan plus. Bahkan tidak hanya plus satuan, puluhan, atau ratusan, tetapi ribuan, jutaan dan milyaran kebaikan harus kita hasilkan selama didunia ini.
Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah
Lalu bekal apa saja yang dapat kita persiapkan untuk itu semua, sehingga disaat kita dipanggil nakhoda kapal, malaikat izrail kita benar-benar ridha dan siap.
- Aqidah yang lurus. Â
"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At Taubah: 31).
Seseorang yang hidup dalam keadaan menyekutukan Allah, maka tersesatlah dia, menjadi orang yang rugi serugi-ruginya. Ampunan pun tidak akan sampai kepada hamba yang seperti ini. Allah akan tempatkan orang-orang yang musyrik, pada neraka Jahannam selamanya, karena dihatinya tidak pernah meyakini bahwa Allah itu esa, dan meyakini ada kekuatan lain selain Allah. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
- Bekal yang kedua, menjaga shalat kita. Shalat itu ibarat lokomotif dalam kereta api, yang akan membawa gerbong-gerbong amal kebaikan kita. Bayangkan gerbong-gerbong kereta api, yang tidak memiliki lokomotif, maka gerbong-gerbong tersebut tiada guna.
-- -- : -- -- : ((
)) : (( ))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi..."
(HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa'i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Lalu bagaimana cara memastikan shalat kita baik, cara praktis dan paling mudah adalah shalat diawal waktu dan berjamaah. Bersyukurlah bagi kita-kita yang rumah kita dan tempat kerja kita dekat dengan masjid atau mushala yang menyelenggarakan shalat lima waktu, sehingga kita tinggal berjuang, memastikan shalat kita bisa senantiasa berjamaah dimasjid atau mushala tersebut. Janganlah kita masih berpegang pada egoisme fanatisme ormas, NU atau Muhammadiyah atau yang lainnya. Misalnya : kalau tidak shalat dikelompok jamaah kita, merasa tidak sah. Janganlah kita terbelenggu oleh hal ini, akan menyulitkan kita sendiri. Selama masjid atau mushala tersebut masih menggunakan shalat jamaah sebagai pokok kegiatannya, yakin saja kita masih aman untuk sampai kepada Allah.
Setiap panggilan adzan, jangan hanya berhenti dan didengarkan, tapi segera bergegas ambil airwudhu dan datangi mushala atau masjid terdekat.
Kenapa shalat Jamaah, filosofinya sederhana. Kita lihat pada buah pisang, Pak tani jika menjual buah pisang bijian, yang laku paling-paling hanya yang segar-segar dan mulus-mulus, lha yang sudah layu dan kasar kulitnya pasti kurang laku dan tidak termakan, akibatnya pasti dibuang. Ini analogi shalat sendirian. Coba kalau Pak Tani menjualnya satu paket, satu tundun sekalian, dari pangkal sampai bawah kepada penjual, mau tidak mau penjual akan memotong dan membeli semuanya dari yang paling baik sampai pada yang paling bawah, kulitnya kasar.
Bisa jadi, shalat kita, mirip dengan pisang yang kasar, pisang yang cacat, namun karena kita bersama-sama, maka kita akan dihisab jadi satu, laku semua. Bisa jadi shalat kita tidak tumakninah, tidak hafal bacaanya, atau sulit konsentrasi, tetapi karena kita shalat jamaah, kita tetap akan dikategorikan lebih baik, daripada shalat sendirian, yang tentunya banyak godaannya dan hanya mendapatkan 1 derajat kebaikan, dibandingkan dengan shalat jamaah yang 27 derajat kebaikan. Â
Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah
- Bekal yang ketiga ada 3 hal sebagaimana sabda Rasulullah SAW: : : ((
: ))
Artinya: diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya. (HR. Muslim).
Amal jariyah, definisinya sedekah yang pahalanya terus mengalir seperti amal wakaf yakni menyedekahkan suatu benda yang bermanfaat karena Allah SWT. Benda tersebut memiliki sifat tidak habis dan tidak berkurang meski dimanfaatkan berkali-kali. Misalnya sedekah tanah, bangunan, karpet, bahan bangunan, dan lainnya akan tetap memberikan pahala baginya kecuali itu sudah rusak, Bolehkah seseorang mewakafkan hartanya dengan niat setelah orang tersebut meninggal? pada prinsipnya diperbolehkan. Namun alangkah baiknya jika niat baik dilakukan secepatnya. Jika ingin diwakafkan setelah orang tersebut meninggal, maka semasa hidupnya harus membuat perjanjian dengan sanak saudara atau orang yang bersangkutan dengan menandatangi perjanjian di atas hitam putih, agar tidak menjadikan perselisihan di kemudian hari.
Ilmu bermanfaat maksudnya adalah ilmu yang diajarkan kepada orang lain lalu diamalkan olehnya. Jika ilmu yang telah diajarkan lalu diajarkan lagi kepada orang lain maka ia akan mendapat pahala yang berlipat-lipat meski ia telah meninggal. Ilmu bermanfaat di sini juga haruslah ilmu yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan seseorang, bahkan ilmu tersebut akan menambah ketaqwaan mereka kepada Allah SWT. Jika memiliki kemampuan menulis juga bisa menulis membuat buku lalu dimanfaatkan orang lain, ini bisa dikategorikan juga sebagai jariyah ilmu.Â
Akhirnya, semoga kita menjadi hamba Allah yang berhasil dalam mempersiapkan kehidupan kita, yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. dan Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang wafat dalam keadaan husnul khatimah.
.
.
Khutbah Kedua
. . . .
Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah.
5 hal yang harus selalu diingat dan dipersiapkan selama hidup kita ini, untuk menjemput kematian kita masing-masing :
- Aqidah yang lurus, jauh dari kemusrikan
- Shalat lima waktu diawal waktu dan berjamaah dimasjid atau mushala
- Amal jariyah, wakaf harta benda yang kita miliki yang bisa dimanfaatkan berulang-ulang selamanya, untuk agama Allah dan kemaslahatan ummat
- Siapkan ahli waris kita, anak-anak kita menjadi generasi yang taat beragama, sehingga selalu mendoakan kita selama kita hidup hingga kita dialam kubur nanti.
- Ilmu yang bermanfaat. Bagikan tips-tips kebaikan dan kesuksesan kita, kepada orang lain sehingga orang lain memanfaatkan ilmu-ilmu dan pengalaman kita.
Marilah khutbah ini kita akhiri....
. .
.
.
Ya Allah, Ya Rabb, hanya dalam kuasa-Mu segala apa yang terjadi pada hamba-Mu ini, tiada daya dan upaya selain keagungan-Mu. Ya Allah, jadikanlah segala nikmat dan titipan-Mu menjadikan hamba-Mu semakin pandai bersyukur.
Berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami, ya Allah. Tuntunlah setiap langkah kami dijalan-Mu, ya Allah. Curahkanlah segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan anak-anak kami.
Ya Allah, ya Rabb, di hari yang engkau ciptakan ini, ajarkanlah kami agar senantiasa menempatkan-Mu ditempat yang nomor satu, karena kami sadar seringkali dunia ini lebih kami pentingkan daripada Engkau ya Allah.
Ya Allah, ampuni dan selamatkan orang tua kami, darah dagingnya melekat pada tubuh kami, ya Allah. Ampuni jika selama ini kami telah menzhaliminya, jadikan sisa umur kami menjadi anak yang tahu balas budi, ya Allah.
Ya Allah, lindungi kami dari mati suul khotimah, lindungi kami dari siksa kubur-Mu ya Allah.
Ya Allah, satukanlah hati kami dalam ketaatan dan keistiqamahan dalam menjalankan kewajiban-Mu ya Allah
Jadikanlah kami orang-orang yang istiqamah dijalan-Mu, ya Allah. Anugerahkanlah segala kemuliaan-Mu kepada hamba-Mu ini, ya Allah.
*) Kholid Hanafi, diolah dari berbagai sumber. Disampaikan pada khutbah jum'at 07 April 2023 di Masjid Alkautsar Ngrupit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H