Mohon tunggu...
Kholid Hanafi
Kholid Hanafi Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru

Hidup untuk mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakekat Hidup: "Mempersiapkan Kematian"

7 April 2023   06:48 Diperbarui: 7 April 2023   06:52 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

MATERI KHUTBAH

"MEMPERSIAPKAN KEMATIAN"

Khutbah Pertama

Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah

Kehidupan kita selalu diliputi dengan ketidakpastian. Karena yang pasti sejatinya adalah kematian. Orang yang bijak adalah yang senantiasa mempersiapkan diri akan kematiannya. Hidup ini ibarat, kita sedang berlayar, dan fasenya saat ini adalah sedang bersandar sementara atau transit. Oleh kapten kapal kita diminta untuk turun dulu kepelabuhan atau kedaratan, untuk mencari bekal, selama berlayar selanjutnya dan dipelabuhan akhir tidak ada sumber penghasilan.

Tapi terkadang para penumpang kapal, terlena karena gemerlapnya suasana Pelabuhan yang Bernama dunia ini. Sebagian bahkan lupa sama sekali pesan dari nahkoda kapal tadi, hingga saat dipanggil untuk naik ke kapal sesuai jadwal masing-masing, baru tersadar bahwa belum mengumpulkan apapun untuk dibawa naik kekapal menuju tujuan akhir. Sesal kemudian tiada guna.

Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah

Ilustrasi diatas dapat kita gunakan untuk menganalogi kehidupan dunia ini, disaat kita dilahirkan sebenarnya kita dalam keadaan zero bersih tanpa dosa, dan tanpa amal. Allah memberi kesempatan kita dilahirkan didunia untuk tugas utama sebagai khalifah fil ard. Sebagai pemimpin dibumi, minimal menjadi pemimpin diri sendiri, agar memastikan bahwa kita terkategorikan orang yang tidak rugi, orang yang tidak bangkrut. Mestinya kalau saat lahir dalam keadaan zero (nol), maka harus menghasilkan plus, jangan sampai minus. Kalaupun sekali waktu minus, namun hasil akhir harus dalam keadaan plus. Bahkan tidak hanya plus satuan, puluhan, atau ratusan, tetapi ribuan, jutaan dan milyaran kebaikan harus kita hasilkan selama didunia ini.

Hadirin jamaah jum'ah rahimakumullah

Lalu bekal apa saja yang dapat kita persiapkan untuk itu semua, sehingga disaat kita dipanggil nakhoda kapal, malaikat izrail kita benar-benar ridha dan siap.

  • Aqidah yang lurus.  

"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At Taubah: 31).

Seseorang yang hidup dalam keadaan menyekutukan Allah, maka tersesatlah dia, menjadi orang yang rugi serugi-ruginya. Ampunan pun tidak akan sampai kepada hamba yang seperti ini. Allah akan tempatkan orang-orang yang musyrik, pada neraka Jahannam selamanya, karena dihatinya tidak pernah meyakini bahwa Allah itu esa, dan meyakini ada kekuatan lain selain Allah. Naudzubillah tsumma naudzubillah.

  • Bekal yang kedua, menjaga shalat kita. Shalat itu ibarat lokomotif dalam kereta api, yang akan membawa gerbong-gerbong amal kebaikan kita. Bayangkan gerbong-gerbong kereta api, yang tidak memiliki lokomotif, maka gerbong-gerbong tersebut tiada guna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun