Mohon tunggu...
Kholid Diyah
Kholid Diyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan Globalisasi bagi Remaja Ulul Albab

22 April 2018   13:22 Diperbarui: 22 April 2018   13:24 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Inilah salah satu contoh teks pidato tentang globalisasi

Selamat membaca, semoga bermanfaat

Tantangan Globalisasi Bagi Remaja Ulul Albab

, . .

Yang terhormat mudhirul ma'had al-jami'ah, Al-Ustadz K.H. Ahmad Muzaki

Yang terhormat, pengasuh mabna Ummu Salamah, Al-Ustadz Ghufron Hambali

Yang terhormat, murobbiyah mabna Ummu Salamah, Ustadzah Miftahatul Ma'rifah

Yang terhormat, dewan juri

Yang kami hormati, Teteh-teteh musyrifah mabna Ummu Salamah

Dan tak lupa, teman-teman mahasantri mabna Ummu Salamah yang InsyaaAllah selalu dalam lindungan Allah SWT.

Sahabat mahasantri yang berbahagia, pada danur kali ini ingin saya sedikit saja menyentil topik tentang 'Tantangan Globalisasi Bagi Remaja Ulul Albab'.

OK, sebelum kita menyelam lebih dalam mengenai tantangan globalisasi, apa sih sebenarnya globalisasi itu?

Yups, globalisasi bisa diartikan sebagai proses dimana batas-batas dalam suatu negara menjadi bertambah sempit karena adanya kemudahan dalam berinteraksi satu sama lain. Yang awalnya berkomunikasi dengan saudara beda kota saja susah, harus langsung bertemu, sekarang jangankan beda kota, belahan dunia saja sudah sangat mudah untuk berkomunikasi satu sama lain. Enak to? Mantap to?

Namun teman-teman, jka kita tidak bisa memilah dan memilih langkah tersebut, maka globalisasi akan menjadi momok tersendiri bagi remaja muslim khususnya remaja ulul albab.

Karena pada globalisasi tidak hanya dampak positif saja, namun juga ada dampak negative yang bisa saja kita terjerumus ke dalamnya. Na'udzubillahi min dzalik.

Sahabat mahasantri yang InsyaaAllah selalu dalam lindungan Allah,

Banyak sekali dampak positif dari globalisasi, yang salah satunya wawasan ilmu pengetahuan para remaja muslim menjadi lebih luas, sangat luas bahkan super duper luas, kok bisa? Ya, bagaimana tidak? Dengan bantuan internet kita dapat mengakses apapun dengan mudah, apalagi ilmu pengetahuan. Teman-teman tinggal buka tuh gadget, klik klik klik, dapet deh yang dicari, mudah bukan?

Namun, dampat dari globalisasi terkadang bagaikan monster yang menjelma sebagai malaikat jika para remaja tidak bisa menyaring mana yang baik dan mana yang kurang baik. Dampak globalisasi juga bagaikan obat, baik untuk dikonsumsi akan tetapi mampu merusak jika berlebih.

Jika kita tidak bisa memilih langkah, bagaimana nasib para remaja generasi penerus bangsa? Mampukah kita menjadi remaja Ulul Albab?

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-An'am ayat 44

"Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka"

Hadirin yang berbahagia,

Karena globalisasi, teknologi menjadi candu bagi manusia. Hatinya merasa senang dengan banyak teknologi canggih yang berkembang, semakin senang semakin Allah berikan kesenangan itu, semakin lupa dengan batasan-batasan agama islam. Astaghfirullohal'adhim.

"Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah Kami berikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."

Sudah asyik bermain dengan teknologi yang semakin canggih, para remaja melupakan tugas yang ada, kewajibanpun dilupakan. Dan ketika dateline di depan mata, mulailah galau, mulai mengeluh dengan tugas yang menumpuk. Inilah salah satu siksa yang Allah berikan sebab melampaui peringatan-peringatan Allah.

Teman-teman yang InsyaaAllah selalu dalam lindungan Allah,

Maka dari itu, untuk mencegah dampak negative dari globalisasi, kita sebagai remaja penerus bangsa harus pintar-pintar memilih dan memilah apapun tentang globalisasi.  Tanamkan di dalam hati keimanan yang kuat, meyakini bahwa setiap apa yang kita kerjakan dapat disaksikan oleh Sang Penguasa Kehidupan.

Bangga dengan kebudayaan Bangsa Indonesia juga penting ditanamkan di dalam diri kita, bersama-sama melestarikan budaya Bangsa Indonesia yang mulai tergerus zaman.

Kita juga harus pandai dalam memilih teman bergaul seperti maqolah dalam Bahasa Persi,

"teman yang buruk lebih berbahaya dari ular yang berbisa"

Hadirin dan teman-teman yang berbahagia, mulai detik ini, kita sebagai generasi penerus bangsa harus pandai-pandai dalam menyaring segala bentuk globalisasi yang masuk ke dalam lingkungan kita, tidak lain untuk merealisasikan remaja ulul albab.

Sekian yang dapat saya sampaikan, jika ada salah kata dan perbuatan, baik yang saya sengaja maupun tidak, saya mohon maaf seagung-agungnya.

,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun