Mohon tunggu...
Khoiru Ubaidillah
Khoiru Ubaidillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Belajar mempelajari Ilmu Hadis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengetahui Derajat Sahabat dan Tabi'in Menggunakan Thabaqat Ar-Ruwat

15 Juli 2023   00:15 Diperbarui: 15 Juli 2023   07:07 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dewasa ini para muda-mudi mungkin ada yang belum mengetahui tentang ilmu thabaqat ini, yaitu ilmu yang memperlajari tentang sahabat Nabi dan tabi'in (pengikut). Bagaimana perbedaan antara sahabat dan tabi'in, dan untuk apa kita mengetahui para sahabat dan tabi'in. dalam hal ini penulis akan menjelaskan apa itu definisi thabaqat ar-ruwat terlebih pembaca diharapkan mencoba belajar lebih lanjut terkait apa yang disampaikan dibawah ini.

Ilmu Thabaqah Ar-ruwat

Thabaqah ar-ruwat memiliki dua kata yakni kata thabaqah yang artinya tingkatan dan kata ar-ruwat jama' dari kata ar-rawi yang artinya perawi, jadi makna singkat thabaqah ar-ruwat yaitu tingkatan para periwayat hadis. Ilmu thabaqah ar-ruwat ini dikatakan bagian dari ilmu rijalul hadis karena objek kajian kedua nya tentang rawi-rawi pada suatu hadis, namun bedanya ilmu rijal al-hadis pokok pembahasannya mengenai sejarah, biografi periwayat hadis serta cara penerimaan dan penyampaian hadis, sedangkan ilmu thabaqah ar-ruwat pokok pembahasannya mengarahkan kepada kelompok orang-orang yang berserikat atau satu generasi.

Pengertian thabaqah yaitu kelompok orang yang hidup sezaman atau satu masa yang jika dilihat dari segi periwatan atau isnad nya sama, atau sama dalam isnadnya saja. Maksud sama dalam isnad atau periwayatan adalah satu guru atau seperguruan atau bisa diartikan berdekatan dalam berguru. Jadi, para guru-gurunya perawi Sebagian juga periwayat hadis dan menjadi guru bagi perawi yang lain, dan para perawi pada masa tertentu akan berbeda dengan rawi masa berikutnya.

Maka dari itu, para perawi memiliki tingkatan masing-masing sesuai pertemuan mereka dengan gurunya. Pembagian tingkatan ini berpegang pada hadis Nabi saw, "sebaik-baiknya generasi adalah generasiku, kemudian generasi setelahku, dan kemudian generasi sesudah mereka" Hadis inilah yang melatar belakangi terbentuknya pembagian tingkatan perawi hadis.

Sejarah Singkat Ilmu Thabaqah Ar-ruwat

 Ilmu ini telah muncul dan berkembang ditangan para muhaddisin sejak abad ke-2 H. ilmu ini tidak terbatas pada pembagian rawi atas tingkatan berdasarkan perjumpaan mereka terhadap guru-guru mereka, tapi jua berkembang di kalangan muhaddisin kepada pembagian mereka berdasarkan makna dan I'tibar seperti fadhl (keistimewaan) sabiqoh (kesenioran) sebagaimana dalam hal sahabat, atau hal (keaadan) dan manzilah (kedudukan) seperti yang disebutkan oleh Abbas Ad-Dauroqi (w. 271 H), ada thabaqah fuqaha, thabaqah ruwat, thabaqah mufassirin dan seterusnya.

            Penyusunan kitab-kitab yang berkaitan dengan ilmu ini terus berkembang hingga akhir abad-9 H. bahkan muncul sistem pembagian thabaqah dalam bidang keilmuan yang lain seperti thabaqah al-qurra, thabaqah al-fuqaha, thabaqah asy-syu'ara dan sebagainya.

Faedah Ilmu Thabaqah Ar-Ruwat

            Faedah mengetahui ilmu thabaqah adalah untuk mengetahui ke mutthasilan dan kemursalan suatu hadis. Karena suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis yang mutthasil atau mursal, kalau tidak diketahui apakah tabi'in yang meriwayatkan hadis dari sahabat itu hidup segenerasi atau tidak, jika seorang tabi'in itu tidak pernah segenerasi dengan sahabat maka sudah tentu hadis yang diriwayatkan tidak muttashil melainkan mursal.

Model Pembagian Thobaqot Ar-Ruwah

  • Thobaqat Ar-Ruwah Berdasarkan Zaman

Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani thabaqat perawi hadis sejak awal hingga akhir periwayatan berdasarkan zaman terbagi menjadi tiga bagian bersar

Pertama adalah perawi yang lahir pada periode sebelum tahun 100 H, yaitu Sahabat dan Tabi'in senior seperti Sa'id Al-Musayyab,

Kedua adalah perawi yang lahir pada periode 100-200 H, yaitu; Tabiin pertengahan seperti Ibn Sirin ,Tabi'in dekat pertengahan, Az-Zuhri, Tabi'in junior, Hadir Bersama tabi'in junior, Ibnu Juraij, Tabi' Tabi'in senior, Malik bin Anas, Tabi' Tabi'in pertengahan, Ibn Uyaynah, Tabi' Tabi'in junior, Asy-Syafi'I,

Murid Tabi' Tabi'in senior, Murid Tabi' Tabi'in pertengahan, Al-Bukhori, Murid Tabi' Tabi'in junior, Imam At-Tirmidzi.

Thabaqah Ar-Ruwat Berdasarkan Derajat

Thabaqat Sahabat

            Para penulis buku tentang tingkatan sahabat berbeda-beda seperti Ibn Sa'd menjadikan mereka kedalam lima tingkatan, Al-Hakim menjadikan mereka kedalam dua belas tingkat, Sebagian ulama menjadikan mereka lebih dari itu. Perbedaan ini disebabkan diantara mereka ada yang melihat dari segi masuk islam lebih dahulu atau dari segi hijrahnya, atau dilihat dari keikutsertaan dalam berbagai peperangan penting. Namun yang paling popular adalah yang dikemukakan oleh Al-Hakim yaitu:

  • Thabaqah pertama, ialah sahabat yang masuk pada permulaan islam, seperti khalifah empat dan Bilal bin Rabah.
  • Thabaqah kedua, sahabat yang masuk islam sebelum orang-orang Quraisy bermusyawarah di Darun Nadwah, untuk mencelakakan Nabi saw.
  • Thabaqah ketiga, para sahabat yang berhijrah ke Habasyah
  • Thabaqah keempat, sahabat mengadakan bai'at pada Aqabah pertama.
  • Thabaqah kelima, sahabat mengadakan bai'at Aqabah kedua.
  • Thabaqah keenam, sahabat yang berhijrah dengan gelar muhajirin, sebelum nabi memasuki kota Madinah.
  • Thabaqah ketujuh, sahabat yang bertempur dalam perang Badar.
  • Thabaqah kedelapan, sahabat yang berhijrah ke Madinah setelah perang Badr.dan sebelum Hudaibiyah,
  • Thabaqah kesembilan, sahabat yang turun mengadakan Bai'at Ar-Ridwan.
  • Thabaqah kesepuluh, sahabat yang berhijrah setelah perdamaian Hudaibiyah sebelum pengalahan Mekkah.
  • Thabaqah kesebelas, sahabat yang masuk islam dimasa pengalahan Makkah, seperti Abu Sufyan.
  • Thabaqah, keduabelas, anak-anak yang melihat nabi setelah penaklukan kota Mekkah dan Haji Wada'

C. Thabaqah Tabi'in

            Para ulama berbeda pendapat mengenai thabaqat tabi'in. karena itu, mereka mengklasifikasikan berdasarkan pandangan masing-masing, diantaranya:

  • Imam Muslim menjadikannya tiga thabaqah.
  • Ibn Sa'ad menjadikannya tiga thabaqah.
  • Al-Hakim menjadikannya lima belas thabaqah, yang pertama adalah orang yang bertemu dengan sepuluh sahabat Nabi yang diberi kabar gembira untuk masuk surga. Dan thabaqat terakhir ialah tabi'in yang bertemu dengan Anas bin Malik dari penduduk Bashrah.

Referensi:

Nuruddin 'Itr, Manhaj an-Naqd fii 'Ulum al-Hadis, terj, Endang Soetari, Mujiyo dengan judul'Ulum al-Hadis I, Cet. II, (Bandung : Remaja Rosda karya, 1995).

Mahmud ath-Thahan, Taysir Mushthalah al-Hadits terj. Abu Fuad dengan judul Ilmu Hadis Praktis, Cet. I, (Bogor : Pustaka Thariqul Izzah, 2005).

Endang Soetari, Ilmu Hadis, Cet, II, (Bandung : Amal Bakti Press,1997).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun