Aku juga pernah mengikuti proyek amal yang diadakan oleh komunitas EXO-L. Saat itu, kami menggalang dana untuk membantu anak-anak kurang mampu. Dari kegiatan itu, aku belajar bahwa menjadi seorang fans bukan hanya soal mendukung idol, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi orang lain.
Lebih dari Sekadar Fandom
Kini, aku semakin memahami bahwa menjadi seorang EXO-L adalah perjalanan yang lebih dari sekadar menyukai idola. EXO dan EXO-L mengajarkanku banyak hal, mulai dari arti persahabatan, kerja keras, hingga pentingnya memberi kepada sesama. Aku bersyukur pernah menonton acara televisi yang mempertemukan aku dengan EXO. Sejak saat itu, kehidupanku berubah menjadi lebih berarti. Mereka bukan sekadar idolaku, tetapi juga sumber inspirasi yang memengaruhi cara aku memandang dunia.
Saat aku pertama kali menjadi EXO-L, aku hanya berpikir bahwa ini hanya tentang mendukung grup yang aku sukai. Namun, semakin aku mendalami dunia EXO, semakin aku menyadari bahwa fandom ini jauh lebih dari itu. EXO-L bukan hanya sebuah komunitas fans, tetapi lebih seperti sebuah keluarga yang saling mendukung dan memberi semangat, meskipun kita semua berasal dari berbagai latar belakang dan penjuru dunia. Kami berbagi suka dan duka, dan setiap kali EXO merilis karya baru, itu bukan hanya sebuah lagu atau video, tetapi juga momen bersama yang membuat kami merasa lebih dekat.
Bagaimana menurutmu, apakah sebuah fandom hanya tentang mengidolakan seseorang atau mungkin lebih dari itu? Bagiku, EXO dan EXO-L telah menjadi rumah, tempat aku belajar, bertumbuh, dan menemukan tujuan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H