UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memegang peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi UMKM adalah pengelolaan biaya yang kurang efisien, yang sering kali menghambat daya saing mereka. Dalam konteks ini, penerapan metode akuntansi manajemen seperti Activity-Based Costing (ABC) menjadi solusi potensial untuk mengatasi masalah tersebut. Â
Emping Melinjo Bu Siyam Cap Putri, sebuah UMKM di Kartasura, menjadi contoh nyata bagaimana metode ABC dapat membantu pelaku usaha memahami struktur biaya mereka dan meningkatkan efisiensi. Menggunakan ABC, UMKM ini mampu memisahkan biaya berdasarkan aktivitas produksi, yang memberikan wawasan mendalam dalam pengambilan keputusan strategis. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi pentingnya akuntansi manajemen bagi UMKM, terutama dalam pengambilan keputusan strategis.
Tokoh utama dalam tajuk ini adalah pelaku usaha Emping Melinjo Bu Siyam Cap Putri. Dengan tekad untuk meningkatkan profitabilitas usaha mereka, pelaku UMKM ini mulai mengadopsi pendekatan akuntansi yang lebih maju untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang biaya produksi mereka.
Masalah utama yang dihadapi UMKM ini adalah tingginya biaya produksi yang belum dianalisis secara menyeluruh. Sebelumnya, metode tradisional digunakan untuk menghitung biaya, yang sering kali menghasilkan estimasi yang kurang akurat. Selain itu, kurangnya sistem pencatatan biaya yang sistematis membuat sulit untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.
Penelitian yang dilakukan pada Emping Melinjo Bu Siyam mengidentifikasi berbagai aktivitas dalam proses produksi, seperti pengolahan bahan dan pengemasan. Data menunjukkan bahwa metode tradisional menghasilkan biaya per unit sebesar Rp78.000 untuk varian original dan Rp99.875 untuk varian pedas. Dengan metode ABC, biaya ini dapat ditekan menjadi Rp75.000 dan Rp93.625 per unit. Â
Perubahan ini menunjukkan bahwa ABC mampu memberikan informasi yang lebih rinci tentang alokasi biaya, sehingga memungkinkan pemilik usaha membuat keputusan strategis, seperti menetapkan harga jual yang lebih kompetitif atau mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Bagaimana jika metode ABC diadopsi secara luas oleh UMKM lain di Indonesia? Dengan potensi untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, metode ini mungkin menjadi game-changer dalam dunia UMKM. Namun, tantangan utama adalah memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM yang sering kali memiliki keterbatasan sumber daya dan pengetahuan. Â
Mari bayangkan, seorang pelaku UMKM yang sebelumnya mengandalkan hitung-hitungan sederhana kini mampu memahami rincian biaya produksinya layaknya seorang akuntan profesional. Selain meningkatkan profitabilitas, ini juga memberi mereka rasa percaya diri untuk bersaing di pasar yang lebih luas.
Analisis ini didasarkan pada laporan penelitian dari Kelompok 17, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana metode ABC diterapkan pada UMKM Emping Melinjo Bu Siyam.
Rencana ini dikembangkan oleh tim yang terdiri dari beberapa kontributor: Â
- Risma Fauzani Â
- Khoirunnisa Â
Keduanya merupakan bagian dari kelompok penelitian yang menghasilkan laporan ini. Dengan bimbingan dari dosen Noor Laila Fitriana, M.Sc.
Penerapan metode Activity-Based Costing (ABC) terbukti memberikan banyak manfaat bagi UMKM. Dalam kasus Emping Melinjo Bu Siyam, metode ini mampu memberikan wawasan yang lebih tajam mengenai alokasi biaya produksi, sehingga meningkatkan efisiensi dan daya saing. Â
Namun, implementasi metode ini memerlukan pelatihan dan edukasi yang memadai. Pemerintah dan institusi pendidikan harus memainkan peran aktif dalam membantu UMKM mengadopsi metode ini. Selain itu, UMKM juga perlu mengadopsi sistem pencatatan biaya yang lebih sistematis untuk mempermudah analisis.
Rekomendasi: Â
1. Pelaku UMKM disarankan untuk mengikuti pelatihan akuntansi manajemen yang diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga terkait. Â
2. Universitas dapat menjalin kerja sama dengan UMKM untuk memberikan pendampingan langsung. Â
3. Pemerintah perlu memberikan subsidi atau insentif bagi UMKM yang mengadopsi metode akuntansi modern. Â
Dengan langkah-langkah ini, UMKM dapat bertransformasi menjadi pilar ekonomi yang lebih kuat dan berdaya saing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H