Mohon tunggu...
Khoirun Nafiqoh
Khoirun Nafiqoh Mohon Tunggu... Penulis - Mahasisiwa

saya seorang mahasiswa,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proses Perubahan Sosial Masyarakat Pedesaan

12 Juni 2019   13:42 Diperbarui: 29 Juni 2021   05:10 5091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Perubahan Sosial Masyarakat Pedesaan | Kompas

Khoirun Nafiqoh (1706026015)

UIN Walisongo Semarang 

khoirun.nafiqoh23@gmail.com 

Perubahan sosial merupakan suatu perubahan pada struktur dan juga fungsi yang ada didalam sistem sosial pada masyarakat yang berlangsung secara terus-menerus, termasuk aspek kebudayaan, seperti nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, dan pola perilaku masyarakat. Proses perubahan sosial meliputi, Proses Reproduction dan Proses Transformation. 

Proses Reproduction adalah proses mengulang-ulang serta menghasilkan kembali semua hal yang diterima sebagi warisan budaya dari nenek moyang kita di masa lalu. Sedangkan, Proses Transformation adalah suatu proses penciptaan hal / sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah yakni aspek budaya yang bersifat material serta bersifat norma dan nilai yang sulit untuk diadakan perubahan (Agus Salim, 2014).

Baca juga: Konversi Lahan Pertanian Menjadi Sektor Bisnis Sebagai Dampak Perubahan Sosial Budaya

Setiap individu memilki peranan yang cukup penting terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Perubahan yang terjadi ini sesuai dengan sifat dasar dari individu itu sendiri yakni selalu ingin mengalami perubahan. Karena dalam diri individu terdapat sifat tidak pernah merasa puas terhadap apa-apa yang telah didapatkannya serta selalu saja berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru yang belum ada di kehidupannya itu. 

Adapun masyarakat pedesaan itu bersifat statis, maksudnya di dalam masyarakat hanya ada sedikit saja perubahan dan itupun berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ada juga perubahan yang sengaja direncanakan ataupun begitu saja terjadi tanpa ada perencanaan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat pedesaan terkadang mencakup nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola organisasi, susunan lembaga dalam masyarakat pedesaan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan, serta hubungan kemasyarakatan lainnya. Sehingga, hal tersebut pasti akan mempengaruhi tatanan di dalam kehidupan masyarakat.

Dalam teori perubahan sosial (Agus Salim, 2014), masyarakat tergambar seperti piramida yang terdiri dari tiga lapisan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Pada lapisan pertama yakni infrastuktur yang meliputi kondisi ekologi, demografi, dan teknologi yang dimiliki oleh suatu daerah. Infrastruktur di dalam suatu daerah sangat mempengaruhi struktur sosial di daerah itu sendiri. 

Baca juga: Perubahan Sosial dan Budaya akibat Teknologi dan Sosial Media bagi Semua Orang

Struktur sosial di dalam piramida tersebut menempati lapisan kedua. Struktur sosial meliputi ras, etnik, strtifikasi sosial, pendidikan serta kesetaraan gender. Adapun lapisan ketiga yakni ideologi super struktur yang mana ideologi tersebut dipengaruhi juga oleh struktur sosial yang meliputi agama, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya.

Masyarakat pedesaan tradisional mulai mengalami perubahan akibat adanya benturan antar sendi masyarakat pedesaan yakni ketika masuknya pengaruh kebudayaan barat sekitar abad ke-19 dengan berbagai jenis peraturan untuk kepentingan para penjajah, misalnya peraturan tanam paksa, kerja rodi, dan sebagainya. 

Modernisasi di pedesaan sangat dibutuhkan, hal itu disebabkan karena sebagian besar penduduk di Indonesia terutama yang tinggal di pedesaan membutuhkan peningkatan kualitas dalam hidup mereka. Dengan menggunakan teknologi modern, maka produktivitas pertanian akan meningkat serta dapat juga meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan.

Perubahan sosial yang terjadi di pedesaan tidak hanya pada pola relasi sosial, akan tetapi juga perubahan struktur bahasa. Orang-orang Jawa yang dulunya menerapkan selalu bahasa Jawa secara konsisten yakni ngoko, krama madya, dan krama inggil sesuai dengan usia orang yang diajak berbicara, akan tetapi sekarang penggunaan bahasa-bahasa tersebut sudah mulai luntur. Seorang anak bebas berbahasa Jawa kepada orang tuanya seperti ketika si anak tersebut berbahasa dengan teman sebayanya. Penggunaan bahasa krama seiring dengan berjalannya waktu sudah mulai memudar.

Baca juga: Fenomena TikTok Menjadi Sarana Informasi dan Perubahan Sosial bagi Masyarkat di Era Digital

Terdapat tiga faktor penyebab terjadinya perubahan pada masyarakat pedesaan yaitu faktor biologis, faktor teknologi, dan faktor kebudayaan. Faktor biologis disebabkan apabila jumlah penduduknya besar, sedangkan luas tanahnya terbatas sehingga akan ada pengangguran. Kemudian para pengangguran tersebut mencari pekerjaan ke daerahh perkotaan dan akhirnya menyebabkan urbanisasi. 

Faktor teknologi yaitu di dalam masyarakat terutama masyarakat yang telah mengalami kemajuan terkadang perubahan sosial yang terjadi berjalan cepat. Hal tersebut dikarenakan proses perubahannya melalui perkembangan teknologi yang dihasilkan dari hasil penemuan, penciptaan bentuk terbaru, dan melalui proses difusi (penyebaran penemuan-penemuan baru). Adapun faktor kebudayaan yaitu masuknya kebudayaan asing ke dalam suatu masyarakat yang telah memiliki kebudayaan, tetapi dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dengan kebudayaan asing tersebut.

Referensi :

  1. Salim, Agus. 2014. Perubahan Sosial : Sketsa Teori Dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia. Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun